Israel Serang 4 Kantor Media

Internasional | Senin, 19 November 2012 - 10:04 WIB

GAZA (RP) - Tentara Israel terus meningkatkan serangan udara ke Kota Gaza, Ahad (18/11) kemarin.

Selain warga sipil, serangan udara tentara Zionis juga menyasar empat perkantoran media, dan tercatat delapan orang jurnalis luka-luka.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ahad (18/11) pagi kemarin, pesawat-pesawat tempur Israel memang menembak hancur dua gedung di Gaza City yang menjadi markas sejumlah media.

Gedung pertama adalah Showa dan Housari yang menjadi kantor Al Quds TV, televisi yang diklaim Negeri Zionis itu sebagai alat propaganda Hamas. Enam jurnalis terluka.

‘’Salah seorang di antara mereka harus kehilangan kaki,’’ kata Juru Bicara Menteri Kesehatan Hamas Ashraf Al Qudra kepada AFP.

Imad Efranji, direktur Al Quds TV, mengutuk serangan itu sebagai bentuk kejahatan baru terhadap media. ‘’Mereka menyerang kami karena medialah yang memaksa Israel menghentikan pembantaian terhadap anak-anak dan warga sipil empat tahun silam,’’ kata Efranji kepada AFP.

Gedung lain yang disasar misil Israel merupakan markas tiga media, yakni Sky News, Al-Arabiya, dan televisi resmi milik Hamas, Al-Aqsa. Menurut Qudra, serangan terhadap gedung itu mengakibatkan dua jurnalis terluka.

Misil Israel juga memorak-porandakan kamp pengungsi Bureij dan Jebalya. Seorang anak tewas dalam gempuran di Jebalya tersebut. Seorang bayi berusia 18 bulan juga meninggal di Bureij.     

Serangan balik dari Gaza bukannya tidak ada. Kemarin pagi setidaknya delapan roket ditembakkan oleh para pejuang Hamas. Sebagian roket-roket itu diarahkan ke Tel Aviv. Tapi, IDF mengklaim, empat roket yang mengarah ke wilayah permukiman berhasil dilumpuhkan “Kubah Besi”, sistem antirudal mereka.

Sedangkan, serangan dari laut mengarah ke kawasan pantai di utara Gaza. Kapal-kapal angkatan laut Israel yang berangkat dari Sderot melepaskan puluhan tembakan yang diklaim IDF mengakibatkan menurunnya kemampuan Hamas menembakkan roket.

Tapi, klaim IDF itu dibantah Juru Bicara Militer Hamas Abu Ubaida. ‘’Kami masih cukup kuat untuk menghancurkan musuh. Konfrontasi ini bukanlah yang terakhir melawan kaum Zionis, tapi justru baru tahap awal,’’ tegas Ubaida sebagaimana dikutip Al Arabiya.

Dari sidang kabinet di Tel Aviv, Ahad (18/11), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pun kembali menegaskan kesiapan militer negaranya untuk memperluas operasi militer ke wilayah berpenduduk 1,7 juta jiwa itu. Netanyahu tak menyebutkan kapan persisnya serangan darat itu akan dilakukan.

Tapi, sehari sebelumnya Wakil Menteri Luar Negeri Danny Ayalon menyatakan, serangan bakal dilakukan sebelum akhir pekan ini kalau Hamas masih terus menembakkan roket ke Israel.

Jika benar serangan darat itu dilakukan, jumlah korban jiwa di Gaza bisa dipastikan bakal berlipat-lipat.

Dalam operasi Cast Lead, empat tahun silam, saat Gaza juga digempur Israel dari udara dan darat dengan jumlah personel militer jauh lebih sedikit, korban tewas tercatat lebih dari 1.400 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak.    

Hingga, Ahad (18/11), seperti dilansir Al Jazeera, sudah 49 orang di Hamas tewas —13 orang di antara adalah mereka anak-anak dan delapan perempuan— serta ratusan luka-luka akibat serbuan udara Israel yang dimulai Rabu (14/11) petang lalu dan disusul gempuran dari laut kemarin. Sedangkan, di kubu Israel, 3 tentara mereka tewas dan 15 luka, 10 di antaranya serdadu.

Sementara itu, seperti dilaporkan Al Jazeera, warga Gaza yang tinggal di bagian utara dan timur kawasan seluas sekitar 400 kilometer persegi itu yang secara geografis paling dekat dengan perbatasan Israel memilih mengungsi.

Di ibu kota Gaza City, warga memilih berdiam di rumah masing-masing dan hampir semua toko masih tutup.

Padati HI, Kutuk Israel

Sementara di Indonesia aksi solidaritas mengutuk serangan Israel ke Palestina digelar di Bundaran Hotel Indonesia, Ahad (18/11) pagi. Lebih dari seribu orang turun ke Bundaran HI untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

Massa terlihat membawa bendera Palestina berukuran raksasa. Mereka juga meneriakkan yel-yel anti Israel dan menyerukan takbir. Mereka berasal dari organisasi mahasiswa dan masyarakat.

Koordinator aksi solidaritas, Taufan Darmawan mengatakan bahwa dunia internasional harus mendukung kemerdekaan Palestina. Aksi massa hari ini diharapkan bisa menggugah masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk mendukung Palestina.

‘’Kami ingin menunjukkan dan membuka mata dunia, perdamaian dan kemerdekaan Palestina harus kita dukung,’’ kata Taufan kepada wartawan.

Taufan menambahkan, ada lima poin yang ingin disampaikan lewat aksi solidaritas. Pertama, mendesak PBB untuk menyeret Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu atas penyerangan ke Palestina yang menewaskan warga sipil.

Kedua, meminta Liga Arab memberi dukungan konkrit untuk menghentikan kejahatan perang Israel dan membantu korban di Palestina.

Ketiga, mendesak Pemerintah Indonesia untuk merealisasikan pembentukan konsulat di Palestina dan menyuarakan boikot pada produk Israel. Keempat, mengajak masyarakat Indonesia dan dunia untuk terus memberikan dukungan melalui doa maupun bentuk donasi.

‘’Kelima, kami akan mengisi petisi online yang akan ditujukan ke e-mail pemimpin-pemimpin dunia, termasuk Indonesia,’’ ujar Taufan.(dil/ttg/jpnn/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook