HONGKONG (RIAUPOS.CO) -- Cathay Pacific telah menerbitkan larangan turut serta berdemonstrasi kepada seluruh stafnya. Larangan dari korporasi yang sudah identik dengan Hongkong itu bisa menggembosi aksi menolak RUU Ekstradisi dari kalangan pekerja.
Beberapa demonstran dari kalangan pekerja pun sengaja tidak memberi tahu ke kantor tempat mereka mencari nafkah. Tommy J, Ken Li, Christian Wu, dan Tim Chan adalah para pekerja yang Jawa Pos temui di Hennessy Road kemarin. Mereka berpakaian serbahitam, mengenakan masker, dan memakai helm.
“Jika izin ke perusahaan, identitas kami akan ketahuan,” terang Tommy. Imbasnya, negara juga akan mengetahui identitas mereka. Sebab, system kependudukan Hongkong sudah terintegrasi dalam satu sistem.
Padahal, dalam melangsungkan aksi protes, Hongkongers sangat menjaga kerahasiaan identitas mereka. Ada ancaman dianggap criminal dan dipenjara apabila terlibat demonstrasi ilegal.
“Kami tidak mau itu terjadi. Semuanya terkait masa depan kami,” kata Tim, pekerja di perusahaan IT.
Dalam pekerjaan, kata Christian, mereka tak ingin mendapat label buruk dari perusahaan. “Apalagi, status kami mahasiswa yang juga bekerja,” ujar Chris, sapaannya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal