Cegah Aksi Massa Berlanjut, India Tutup Akses Internet di Bihar

Internasional | Minggu, 19 Juni 2022 - 04:05 WIB

Cegah Aksi Massa Berlanjut, India Tutup Akses Internet di Bihar
Para pengunjuk rasa di stasiun kereta api saat memprotes skema Agnipath pemerintah untuk merekrut personel angkatan bersenjata, di Patna, negara bagian Bihar, India. (STRINGER/REUTERS)

NEW DELHI (RIAUPOS.CO) - India menangguhkan layanan internet di sejumlah wilayah di negara bagian Bihar untuk menghentikan pengumpulan massa dan protes dengan kekerasan untuk menentang perekrutan militer.

Pejabat senior kepolisian Sanjay Singh menyatakan, platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Whatsapp, telah diblokir di 15 dari 38 distrik di Bihar. Dalam aksi-aksi protes di negara bagian itu pekan ini, para pengunjuk rasa membakar kereta dan bus untuk mengungkapkan kemarahan.


Seorang pengunjuk rasa tewas dan belasan lainnya terluka dalam serangkaian protes di beberapa wilayah India. Massa menentang kebijakan baru Perdana Menteri Narendra Modi untuk merekrut tentara dengan masa dinas singkat.

Sistem perekrutan bernama Agnipath (jejak api) itu akan menerima lebih banyak orang di kemiliteran dengan kontrak empat tahun. Tujuannya agar rata-rata usia tentara India yang berjumlah 1,38 juta orang dapat diturunkan dan anggaran pensiun dapat dipangkas.

Massa turun ke jalan-jalan di Bihar, Telangana, Uttar Pradesh, dan Bengal Barat untuk memprotes rencana itu. Para pemrotes yang kebanyakan pemuda mengatakan rencana itu membatasi kesempatan mereka mendapatkan pekerjaan tetap di angkatan bersenjata. Pekerjaan tetap memberikan jaminan gaji, pension, dan manfaat lain.

Di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India, polisi telah menangkap sedikitnya 250 orang. Sejumlah demonstran menuduh polisi bertindak berlebihan. Menteri Pertahanan Rajnath Singh mengimbau para pemuda untuk mendaftarkan diri berdasar skema baru itu.

Kepala staf angkatan laut pada Jumat (17/6/2022) mengatakan, protes itu di luar perkiraan dan mungkin diakibatkan misinformasi tentang sistem perekrutan yang baru.

”Saya tidak mengira ada protes seperti ini,” kata Laksamana R. Hari Kumar kepada stasiun TV ANI.

”(Sistem perekrutan) ini adalah transformasi manajemen sumber daya manusia terbesar yang pernah terjadi di militer India,” kata dia.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook