JAKARTA (RIAUPOS.CO) -Persiapan penyelenggaraan ibadah haji 2020 (1441 H) di Arab Saudi mendapat kendala akibat wabah virus corona. Tadi malam beredar surat resmi dari pemerintah Arab Saudi. Isinya, pihak Indonesia diminta untuk menunda dulu proses pencarian hotel atau pemondokan dan layanan penerbangan haji.
Surat tersebut dikirim Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammed Saleh T Banten untuk Menteri Agama RI Fachrul Razi. Dalam pembukaan surat tersebut dijelaskan bahwa diperlukan perjanjian kontrak secara detail terkait layanan akomodasi, hotel, serta transportasi udara dan darat jamaah haji selama di Saudi.
Namun, dalam perkembangan penanganan wabah Covid-19 di Saudi, otoritas kesehatan setempat telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi.
Di antaranya, upaya kehati-hatian yang tinggi untuk memblokade virus corona dan persebarannya. Baik secara regional maupun internasional. Juga, meningkatkan langkah-langkah pencegahan untuk memberikan perlindungan maksimal dan menerapkan standar keselamatan untuk menjaga kesehatan para pengunjung Masjidilharam dan Masjid Nabawi.
Dengan pertimbangan tersebut, Kementerian Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi meminta Kementerian Agama untuk menginstruksikan Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah menunggu penyelesaian proses penyiapan haji musim 2020 sampai ada kejelasan penanganan wabah Covid-19 di sana. Pemerintah Saudi akan terus menyampaikan perkembangan terbaru atas penanganan wabah Covid-19 ke pemerintah Indonesia.
Saat diminta konfirmasi, Kepala KUH sekaligus Atase Haji KJRI Jeddah Endang Jumali enggan memberikan banyak komentar soal permintaan penundaan persiapan haji itu. ”Saya sudah menyampaikan laporan lengkap ke Pak Dirjen (Penyelenggaraan Haji dan Umrah/PHU Kemenag, Red). Silakan komunikasi dulu dengan Dirjen Haji (PHU Kemenag),” katanya melalui pesan singkat kepada Jawa Pos tadi malam.
Begitu pula saat diminta informasi soal perkembangan pencarian hotel, katering, dan transportasi darat untuk jamaah haji. Endang mengatakan, dalam laporan yang disampaikan ke Dirjen, sudah dijelaskan perkembangan terkini. ”Saya tidak akan mengeluarkan statement sebelum ada arahan dari pimpinan di Jakarta,” kata dia.
Untuk diketahui, proses penyiapan operasional haji di Arab Saudi oleh pemerintah Indonesia sudah berjalan. Di antaranya, untuk hotel dan katering, pemerintah sudah menerima pendaftaran dan melanjutkan proses peninjauan lapangan. Untuk layanan hotel, tim meninjau kelayakan fasilitasnya. Begitu juga layanan katering, akan dicek langsung ke dapurnya.
Sementara itu, tim transportasi terbang menuju Saudi pada 7 Maret lalu. Mereka bertugas mencari layanan transportasi darat untuk jamaah haji. Mulai bus antarkota sampai bus salawat. Bus salawat adalah bus yang melayani jamaah dari hotel menuju Masjidilharam selama 24 jam setiap hari.
Sebagai perbandingan, pada musim haji 2019, kontrak layanan katering jamaah haji dilakukan pada 26 Mei 2019. Sementara itu, tanda tangan kontrak penerbangan haji antara Kemenag dan Garuda Indonesia dan Saudia Airlines dilakukan pada 2 April 2019. Sedangkan kontrak layanan hotel jamaah haji dilakukan pada 10 April 2019. Dengan musim haji yang setiap tahun makin maju, perjanjian layanan-layanan tersebut pada tahun ini seharusnya menjadi lebih dini.
Di bagian lain, persiapan penyelenggaraan ibadah haji di tanah air terus berjalan. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi secara resmi membuka seleksi petugas haji nonkloter tingkat pusat di Asrama Haji Pondok Gede kemarin. Dalam kesempatan itu, Zainut menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk tetap melaksanakan persiapan penyelenggaraan haji 2020 sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. ”Rangkaian rekrutmen petugas haji ini sangat penting,” tuturnya.
Zainut mengatakan, penyiapan seluruh aspek unit manajemen penyelenggaraan haji harus berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Dalam rencana perjalanan haji (RPH) 1441 H/2020 M ditentukan, jamaah haji kloter pertama akan diberangkatkan pada 26 Juni. Wukuf di Arafah dijadwalkan digelar pada 30 Juli. Kemudian, pemulangan jamaah haji ke tanah air dimulai 6 Agustus. ”Dengan demikian, petugas haji harus sudah tersedia semuanya (sebelum jadwal keberangkatan, Red),” ucapnya. Kemarin pelaksanaan seleksi petugas haji nonkloter berjalan lancar.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman