SEOUL (RIAUPOS.CO) – Inilah yang terjadi ketika kemarin pagi Korea Utara menembakkan dua peluru kendali balistik jarak menengahnya. Ternyata uji-coba itu tak sepenuhnya berjalan mulus.
Sebab, hanya satu peluru kendali (rudal) yang melaju membelah angkasa menuju sasaran tembak di Laut Timur yang berjarak 800 kilometer. Sementara rudal yang satunya lagi meledak begitu diluncurkan.
Pihak Amerika Serikat yang terus mencermati peristiwa ini menyebutkan, tindakan yang dilakukan Korea Utara ini sebagai tindakan balasan negara yang dikucilkan itu, yang kini menghadapi sanksi baru PBB dan AS.
Sebuah sumber Barat memaklumkan, peluru kendali jarak menengah kemungkinan ditembakkan menggunakan peluncur mobile. Satu rudal yang dilancarkan dari utara Pyongyang terbang melintasi semenanjung mengarah ke laut luar pesisir timur.
Hal yang sama dikatakan pejabat di kantor Kepala Staf Bersama Korea Selatan. Ia memastikan ujicoba pertama peluru kendali jarak menengah Korea Utara di mana salah satunya mampu menjangkau sasaran di Jepang, sejak 2014.
Peluncuran itu memicu reaksi dan kritikan dunia. Dewan Keamanan PBB mengutuk tindakan Korea Utara itu dan mendesak agar tidak mengambil tindakan yang melanggar resolusi PBB.
Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang mendesak negara itu mematuhi resolusi PBB dan tidak melakukan apa-apa yang dapat memperuncing dan menambah ketegangan.
Sementara ituMenteri Pertahanan Amerika Syarikat, Ash Carter berkata, Washington kini menganalisis efek peluncuran itu dan mendesak Beijing menggunakan pengaruhnya ke atas Pyongyang.
"Banyak yang dapat China lakukan," kata Carter.
Korea Selatan tidak memastikan jenis peluru kendali yang diluncurkan itu namun pejabat AS berkata sebagaimana dikutip Reuters mengatakan, jarak 800 kilometer adalah di luar kemampuan Pyongyang.
Sebelum ini, Kementerian Pertahanan Korea Selatan berkata, peluru kendali Rodong Korea Utara mempunyai jarak maksimum 1.300 kilometer.(zar)