SEOUL (RIAUPOS.CO) – Sejumlah perusahaan di Korea Selatan menganjurkan para pegawainya menjalani apa yang mereka sebut sebagai ritual pura-pura mati, dengan cara mengurung diri di dalam peti mati. Ini sebagai bagian dari usaha menangani fenomena bunuh diri yang melanda negara itu.
Program itu diadakan melalui “bengkel mati” yang dianjurkan sendiri oleh perusahaan tersebut.
Para pegawai diminta menandatangani surat wasiat yang juga ‘’ecek-ecek’’ dan kata-kata semacam ucapan terakhir kepada anggota keluarga masing-masing. Mereka kemudian berbaring di dalam peti mati yang akan ditutup selama 10 menit.
Pimpinan sebuah perusahaan, Jeung Yong-mun berkata, bengkel itu dibuat sedemikian rupa bagi membantu pekerja memahami masalah pribadi dan menyadari bahwa semuanya itu adalah bagian dari kehidupan yang perlu diselesaikan, bukan dengan cara membunuh diri.
Presiden sebuah perusahaan yang berkhidmat di bidang pemberdayaan manusia, Park Chun-Woong berkata, dia memilih beberapa karyawannya menyertai ‘bengkel mati’ itu untuk memungkinkan mereka menghargai kehidupan dan memiliki sikap baru dalam menghadapi masalah.
“Perusahaan saya senantiasa mendorong para karyawan untuk mengubah cara berfikir. Saya percaya dengan masuk ke dalam keranda akan memberi pengalaman mengejutkan kepada mereka dan mengubah pola pikir mereka,” kata Park.
Juru foto Prancis Francoise Hugier yang menyaksikan satu program itu di Seoul berkata, begitu peti mati itu dibuka kembali, ada beragam reaksi dari peserta yang tadi berpura-pura mati.
“Ada di antara mereka tertidur. Ada yang menangis. Ada yang malah berselfie-ria,” katanya, seperti dikutip Daily Mail.
Perilaku bunuh diri adalah penyebab utama kematian dalam kalangan golongan muda berusia sembilan hingga 24 tahun di Korea Selatan.
Menurut laporan Badan Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), tingkat aksi bunuh diri Korea Selatan termasuk yang tertinggi di dunia dengan rerata 29,1 per 100.000 penduduk.(zar)