BEIJING (RIAUPOS.CO) – Partai Komunis Tiongkok (PKT) membuka kongres pada Minggu (16/10). PKT memiliki lebih dari 96 juta anggota. Presiden Xi Jinping disebut-sebut bakal ditetapkan sebagai presiden 3 periode.
Sebelumnya Cina memiliki sosok pemimpin dengan kekuasaan kuat dalam sejarah yakni Mao Zedong, Deng Xiaoping, dan Jiang Zemin. Namun, sejumlah pengamat berpendapat bahwa hanya Mao, Deng, dan Xi Jinping yang layak dianggap sebagai pemimpin yang benar-benar hebat.
Pada pekan ini agenda Kongres digadang-gadang akan menunjuk Xi sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya. Partai disebut akan mengakui dia sebagai pemimpin partai terkuat sejak Mao, yang memerintah selama 27 tahun hingga meninggal pada 1976.
“Semua orang diam,” kata pengamat Xuezhi Guo, penulis The Politics of the Core Leader in China.
“Hampir tidak ada oposisi atau checks and balances dalam kepemimpinan partai lagi,” tambah Guo yang juga seorang profesor ilmu politik di Guilford College di Amerika Serikat, mengatakan kepada Al Jazeera.
Menurutnya anggota partai saat ini, veteran partai, dan militer juga kuat. “Ketika pemimpin inti terbentuk, sangat sulit bagi kekuatan apa pun dalam kepemimpinan partai untuk menahan kekuatan pemimpin inti begitu posisinya ditetapkan,” jelasnya.
Xi tidak diragukan lagi akan ditunjuk sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga.
“Dan, kali ini dia jauh lebih kuat, jauh lebih kuat,” tegasnya.
Menurutnya di sinilah letak bahaya bagi pemimpin paling dominan Cina beberapa dekade.
“Tidak ada yang berani menantang atau mengkritik Xi,” kata Guo.
“Ketika Xi memasuki masa jabatan ketiganya dan dirinya dikelilingi dengan tim pejabat setia yang lebih muda dan dipilih sendiri, keheningan itu hanya akan semakin dalam,” imbuh Guo.
Menurut Guo, perbandingan yang dibuat antara Mao dan Xi seharusnya memberikan pelajaran.
“Mao membuat kesalahan dalam lompatan jauh ke depan. Tidak ada seorang pun yang mampu meyakinkannya. Tidak ada yang bisa menantang dia saat itu,” jelasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman