Malaysia Klaim Tari Tor-tor

Internasional | Senin, 18 Juni 2012 - 11:38 WIB

Malaysia Klaim Tari Tor-tor
Salah satu gerakan tari Tor-tor asal Sumatera Utara yang kini diklaim Malaysia.(Foto: wikipedia.org)

Laporan JPNN, Jakarta

Malaysia diduga mengklaim dua kebudayaan Indonesia, yakni tarian Tor-tor dan Paluan Gordang Sambilan yang keduanya asal Sumatera Utara. Kondisi ini diperkirakan akan kembali memanaskan hubungan kedua negara bertetangga ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kabar pencaplokan dua kebudayaan Indonesia itu tersiar dari kantor berita Malaysia, Bernama. Dalam berita itu disebutkan,  Menteri Penerangan dan Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Rais Yatim menyatakan jika dua tarian itu merupakan salah satu cabang warisan kebudayaan mereka, dan  berencana mendaftarkan kedua budaya masyarakat Sumatera Utara itu dalam Seksyen 67 Akta Warisan Kebangsaan 2005.

‘’Tetapi (pengiktirafan ini, red) dengan syarat, pertunjukan berkala mesti ditunjukkan, bermakna tarian mestilah ditunjukkan, paluan gendang dipelbagaikan dalam pertunjukan di khalayak ramai,’’ kata Rais dalam acara peresmian Perhimpunan Anak-Anak Mandailing di Kuala Lumpur sebagaimana diberitakan situs Bernama, Kamis (14/6).

Pernyataan dari pejabat Malaysia itu tentu membuat negara Indonesia ketar-ketir. Sebab, berkali-kali Malaysia mengklaim budaya Indonesia. Sebelumnya ada batik dan candi Prambanan yang hampir mereka klaim.

Dihubungi di Jakarta, Ahad (17/8), Wakil Menteri Pendidikan Bidang Kebudayaan (Wamendikbud Bidang Kebudayaan) Windu Nuryanti menuturkan, hari ini akan langsung mengontak Datuk Seri Ratis Yatim. Dia mengatakan, akar persoalan ini harus digali lebih dulu. ‘’Kebetulan saya kenal baik dengan beliau,” tandasnya.

Windu menjelaskan upaya penggalian data yang sebenar-benarnya ini penting. Dia menuturkan, apakah benar pihak Malaysia sudah mengklaim bahkan mendaftarkan dua tarian itu ke UNESCO. Atau mereka cuma menampilkan dua tarian itu.

Kemungkinan bahwa Malaysia hanya menampilkan tanpa berniat mengklaim ini bisa terjadi. Sebab, beberapa waktu lalu Malaysia juga pernah berbuat serupa. Kala itu, Malaysia menggunakan gambar candi Prambanan dalam video iklan pariwisata mereka yang bertajuk Malaysia Truly Asia. Akhirnya setelah ketahuan dan pihak Indonesia memprotes keras, Malaysia menghapus gambar candi Prambanan dalam iklan mereka.

Begitu pula untuk kasus penyerobotan dua tarian ini, jika benar Malaysia telah mengklaim, Windu mengatakan, Indonesia akan protes keras. Untuk sementara, Windu mengatakan peluang untuk mengklaim bahkan mendaftarkan ke UNESCO itu kecil.

Sebab, setelah dia cek ke UNESCO, hanya ada 21 situs dari 21 negara yang diajukan untuk masuk dalam daftar warisan dunia edisi 2012. Dalam deretan situs-situs tersebut, tidak ada nama Malaysia. Situs yang masuk nominasi ini akan disahkan pada sidang UNESCO 22 Juni-6 Juli di St. Petersburg, Rusia.

‘’Saya tegaskan dalam daftar usulan itu tidak ada usulan Malaysia yang diloloskan,’’ ujarnya. Sebaliknya, malah usulan Indonesia yaitu sistem pengairan Sabak di Bali masuk dalam daftar nominasi. Windu mengatakan, jika sebuah situs usulan sudah masuk daftar ini, peluang diloloskan sekitar 98 persen. Dia mengatakan, jika sudah mendapatkan kabar pasti dari Malaysia akan mempublikasikan ke masyarakat sehingga gesekan tidak semakin memanas.

Di bagian lain, Mendikbud Mohammad Nuh meminta masyarakat Indonesia tidak merespon berlebihan. ‘’Memang betul kita harus cek dulu kabar aslinya seperti apa,’’ ujar menteri asal Surabaya itu malam tadi.

Nuh mengatakan, bisa jadi Malaysia memang telah mengklaim. Tetapi bisa jadi juga pihak Malaysia hanya menggunakan atau memperagakan dua tarian asal Indonesia itu. Jika yang terjadi adalah pihak Malaysia memperagakan dua tarian itu, Nuh mengatakan pihak Indonesia harusnya bangga dan berbahagia.

‘’Itu artinya kebudayaan kita dikenal secara internasional,’’ tandasnya. Nuh lantas mencontohkan, misalnya Indonesia mempergakan atau mempertontonkan tari Tango asal Argentina, bukan berarti Indonesia mengklaim tarian itu. Sebaliknya, tarian Tango ini sudah mendunia sampai ditarikan di Indonesia.

Terkait urusan Indonesia dan Malaysia yang sering berseteru, Nuh mengatakan ini wajar. ‘’Seperti hidup bermasyarakat, perseteruan atau pergesekan itu biasa dalam bertentangga,’’ ungkapnya. Nuh memastikan, pihaknya akan segera memastikan kabar asli dari munculnya perselisihan ini.

Selanjutnya, untuk melindungi asset kebudayaan Indonesia, Nuh memerintahkan bidang kebudayaan untuk menjalankan misi registrasi. Dalam misi ini, seluruh produk budaya bangsa akan didata. Selain nama, pendataan juga mencakup sejarah dan nilai kebudayaan tersebut. Dengan anggaran bidang kebudayaan yang melonjak dari Rp600 miliar ke Rp1,8 triliun, Nuh berharap upaya ini bisa segera rampung. ‘’Intinya kita harus ngopeni budaya sendiri. Jangan salahkan negara lain mencaplok kebudayaan kita, karena tidak kita openi,’’ katanya.(wan/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook