Pilot Mengigau, Pesawat Jatuh 16 Orang Terluka

Internasional | Rabu, 18 April 2012 - 10:29 WIB

Pilot Mengigau, Pesawat Jatuh 16 Orang Terluka

TORONTO (RP)- Pesawat maskapai Air Canada menukik ke Samudera Atlantik saat co-pilot yang baru saja bangun tidur belum sadar sepenuhnya. Sebanyak 16 orang terluka, membuat asosiasi pilot meminta pemerintah mengkaji ulang peraturan penerbangan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Peristiwa ini terjadi Januari tahun lalu dan baru diungkapkan oleh Dewan Keamanan Transportasi Kanada pada Senin (16/4). Insiden itu terjadi pada pesawat mesin kembar Boeing 767 penerbangan malam dari Toronto ke Zurich, Swiss, yang membawa serta 95 penumpang dan 8 awak.

Dilaporkan, co-pilot yang tidak disebutkan namanya tersebut baru saja terbangun dari tidurnya dan langsung memegang kendali. Setengah mengigau, dia mengira planet Venus yang nampak malam itu sebagai pesawat kargo milik Amerika Serikat.

‘’Karena efek inersia (Keadaan kurang waspada saat bangun tidur), pilot mengira pesawat akan saling bertabrakan dan berusaha menghindarinya,’’ kata pernyataan Dewan Keamanan Transportasi Kanada, dikutip dari Reuters.

Lantas, dia bereaksi cepat dengan menurunkan tubuh pesawat. Pesawat menukik tajam sekitar 120 meter ke arah perairan Atlantik. Penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman terlontar dari kursinya. Beruntung, pilot utama segera mengambil alih kendali.

Sebanyak tujuh dari 16 orang yang terluka langsung dilarikan ke rumah sakit setibanya di Swiss. Menurut laporan, co-pilot itu kelelahan dan kurang tidur akibat memiliki anak bayi di rumah.

Saat bertugas, dia minta izin untuk tidur sejenak. Namun, dia tertidur nyenyak selama 75 menit. Menurut peraturan penerbangan, maksimal waktu tidur pilot di pesawat adalah 40 menit, ini agar pilot tidak terlalu terlelap dan melupakan posisinya.

Akibat insiden ini, Asosiasi Pilot Kanada meminta otoritas penerbangan untuk memperhatikan jam kerja pada penerbangan malam. Mereka juga meminta Kanada mengkaji ulang peraturan penerbangan jarak jauh.

Menurut mereka, dua pilot untuk penerbangan trans-Atlantik tidak cukup. Amerika Serikat saja, ujar mereka, menugaskan tiga pilot untuk tugas tersebut.(eh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook