KAIRO (RIAUPOS.CO) – Kelompok ISIS kemarin mengeluarkan ancaman terbaru terhadap negara lain selain Prancis yang ambil bagian dalam serangan terhadap mereka
di Suriah. Mereka diingatkan bakal mengalami nasib yang sama seperti yang berlaku di Paris.
Peringatan yang terekam dalam video terbarunya itu turut mengancam untuk menyerang Washington DC, ibukota Amerika Serikat. Artinya, bakal ada serangan gaya Paris terhadap Washington, serta mengatakan mereka akan menderita nasib yang sama dengan Prancis.
“Kami telah menghancurkan Prancis di kota mereka sendiri, Paris. Kami bersumpah, Demi Tuhan kami akan menghancurkan Amerika di jantung mereka sendiri di Washington,” kata pembicara, menurut SITE Intel Group.
Video itu diunggah ke laman yang sering digunakan ISIS itu, bermula dengan rekaman petikan serangan di Paris yang mengakibatkan sedikitnya 129 orang tewas.
Pesan dan ancaman kepada negara terlibat dalam apa yang disebutkannya sebagai ‘gerakan perang salib’ disampaikan oleh seorang lelaki berpakaian loreng dan bersorban yang dikenali sebagai warga Algeria, Al-Ghareeb.
“Kami ingin memaklumkan kepada negara yang mengambil bagian dalam gerakan salib, anda juga akan mengalami seperti Paris. Kami berikrar akan menyerang Washington selepas ini,” kata pria itu.
Sejauh ini belum dapat dibuktikan kesahihan video itu yang diperkirakan direkam oleh anggota ISIS di Salahuddine, wilayah di utara Baghdad.
Pemerintah Prancis sendiri sebelumnya menyebut serangan di Paris dinihari Sabtu lalu sebagai tindakan perang dan berikrar tidak akan mengakhiri serangan udaranya ke atas ISIS di Suriah dan juga Irak.
Jet tempur negara itu melancarkan serangan terbesarnya di Suriah semalam, menyasarkan kubu kuat ISIS di kota Raqqa, Suriah.
Dalam video tersebut, Al Ghareeb juga memberi peringatan kepada negara Eropa agar bersiap-siap karena akan lebih banyak lagi serangan.
“Saya ingin memberitahu negara Eropa, kami akan datang, datang dengan penyamaran dan bahan peledak, datang dengan ikat pinggang sarat dengan bom dan anda tidak akan mampu menghalang kami karena hari ini kami lebih kuat dari Anda,” katanya.
Dalam pada itu, seorang lagi lelaki yang dikenal pasti dalam video itu sebagai warga Irak, Al Karrar, seakan memberitahu Presiden Prancis Francois Hollande: “Kami memutuskan untuk berunding dengan kamu, tetapi bukan di hotel.”
Sementara itu di situsnya, Voice of America mengaku tidak dapat secara independen memeriksa keaslian video itu. Juga belum ada tanggapan dari para pejabat Amerika.
Biro Penyelidik Federal AS (FBI) hari Senin berkeras bahwa, “tidak ada ancaman khusus atau kredibel terhadap Amerika.”(zar)