Militer Filipina Mulai Serangan Udara

Internasional | Selasa, 17 September 2013 - 09:28 WIB

FILIPINA (RP) - Kota Zamboanga masih menjadi medan pertempuran. Hingga Senin (16/9), pasukan pemerintah masih terlibat bentrokan dengan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di kota pelabuhan Pulau Mindanao tersebut. Bahkan, militer mulai melancarkan serangan udara dalam pertempuran hari ke-8.

Dua helikopter tempur menghujani dua benteng pertahanan MNLF dengan roket. Itu merupakan serangan udara pertama sejak operasi militer resmi dimulai Jumat (13/9).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Aksi tersebut menuai kritik Human Rights Watch (HRW). Mereka khawatir serangan udara itu merenggut lebih banyak korban sipil. Tapi, militer Filipina bersikeras bahwa tembakan dari udara tersebut sangat presisi.

Kemarin, pasukan pemerintah mengklaim telah membunuh atau menangkap sedikitnya 100 gerilyawan separatis yang selama sepekan terakhir meneror Filipina tersebut. Selain itu, militer telah berhasil membebaskan beberapa sandera dari tangan MNLF.

Beberapa yang lain, kabarnya, berhasil kabur. Mereka memanfaatkan bentrokan untuk melepaskan diri dari tangan pasukan Nur Misuari itu.

Wali Kota Zamboanga Isabelle Climaco-Salazar melaporkan bahwa pemberontak masih menyandera sedikitnya 40 warga sipil. ‘’Ada sekitar 40 sandera yang masih mereka sekap di satu lokasi,’’ katanya.

Dia belum bisa memastikan jumlah keseluruhan sandera yang masih berada di tangan MNLF. Sebab, kelompok garis keras itu menawan sandera di beberapa lokasi berbeda.

Akhir pekan lalu, pasukan elite militer yang sengaja diterjunkan ke lokasi bentrokan mengaku telah berhasil merebut kembali kantong-kantong MNLF.

Terutama benteng pertahanan mereka di pinggiran Zamboanga. ‘’Kini kami melakukan operasi yang lebih intensif di wilayah yang mereka kuasai tersebut,’’ terang Letkol Ramon Zagala, juru bicara militer.

Sayangnya, militer tidak menyebutkan jumlah benteng pertahanan MNLF yang berhasil mereka rebut kembali. Sebelumnya, MNLF mengklaim telah menguasai enam titik di Zamboanga.

Kemarin Zagala menegaskan bahwa tujuan utama militer adalah membebaskan sandera. Karena itu, mereka berusaha keras menghindari pertumpahan darah.

Menteri Dalam Negeri Mar Roxas menyatakan bahwa militer Filipina telah menewaskan 51 pemberontak dalam serangkaian aksinya.

‘’Sebanyak 42 yang lain tertangkap dan akan kami adili sesuai hukum yang berlaku,’’ tegasnya dalam jumpa pers kemarin.

Dia menambahkan, rata-rata anggota MNLF itu ditangkap saat hendak kabur dari pertempuran dan telah menanggalkan seragamnya. Kendati aksi militer mulai membuahkan hasil manis, Roxas tidak berani meramalkan kapan kekacauan di Zamboanga berakhir.

Sebab, MNLF pun belum mau menyerah meski semakin terdesak. Mereka juga menolak ajakan pemerintah untuk berunding. Termasuk, ajakan gencatan senjata yang Jumat (13/9) disampaikan Wakil Presiden Jejomar Binay.

Pertempuran sejak Senin (9/9) pekan lalu itu telah melumpuhkan Zamboanga. Kota pelabuhan dengan sekitar satu juta penduduk tersebut terpaksa menutup bandara internasionalnya.

Pemerintah setempat juga menghentikan aktivitas pelabuhan yang biasanya selalu ramai. Hampir seluruh sekolah dan perkantoran di kota itu juga tutup selama sekitar sepekan terakhir.

Akhir pekan lalu, rumah sakit terbesar Zamboanga terpaksa mengungsikan 472 pasien ke lokasi yang lebih aman. Kemarin penanggung jawab rumah sakit meminta bantuan militer untuk mengangkut alat bantu pernapasan, mesin bius, dan beberapa peralatan penting lainnya.

Dengan demikian, layanan medis terhadap pasien tetap berjalan maksimal.(hep/c5/dos/jpnn/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook