Demo, Bentrok dan Perusakan Tak Terhindar

Internasional | Rabu, 17 Juli 2013 - 09:28 WIB

Demo, Bentrok dan Perusakan Tak Terhindar
Demonstrasi memprotes vonis bebas terhadap George Zimmerman, pembunuh remaja kulit hitam Trayvon Martin, di Los Angeles kian meluas. Sejumlah toko, termasuk Wal-Mart, dirusak sekitar 150 demonstran, Senin (15/7/2013). Foto: latimes.com

LOS ANGELES (RP) – Demonstrasi memprotes vonis bebas terhadap George Zimmerman, pembunuh remaja kulit hitam Trayvon Martin, di Los Angeles memasuki malam kedua Senin waktu setempat (15/7) atau kemarin WIB.

Sedikitnya 13 orang ditangkap karena terlibat perusakan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sejumlah toko, termasuk Wal-Mart, dirusak sekitar 150 demonstran yang menganggap Zimmerman telah jelas-jelas membunuh Martin, Februari tahun lalu.

’’Kita harus menghormati seruan keluarga Martin untuk tetap menjaga perdamaian. Demonstrasi dengan melanggar hukum dibubarkan. Polisi telah mensterilkan wilayah tersebut,’’ tulis Eric Garcetti, wali kota LA, melalui akun Twitter-nya.

Demonstran juga terlibat bentrokan dengan polisi di sepanjang jalanan di Distrik Crenshaw, barat daya Los Angeles. Kaca-kaca jendela sebuah restoran pecah dan Wal-Mart rusak parah.

Sebagaimana dilansir Los Angeles Times, sejumlah demonstran menggebrak-gebrak mobil, menyerang para pejalan kaki, dan mencoret-coret tembok bangunan.

Pecahan beton dan batu dilemparkan ke arah polisi. Los Angeles pernah dilanda kekerasan mematikan pada April 1992 yang juga dipicu pengadilan dengan isu rasial.

Polisi juga menangkapi sejumlah demonstran di Oakland, dekat Teluk San Francisco. Di sana, ratusan demonstran memenuhi jalanan dan memblokade persimpangan jalur utama.

Martin, 17, tewas tahun lalu dalam perkelahian dengan Zimmerman, petugas keamanan lingkungan bersenjata. Yakni, semacam petugas siskamling di Indonesia. Ketika itu, Martin tidak bersenjata.

Zimmerman, pria 49 tahun tersebut, adalah keturunan Hispanik dengan ayah seorang kulit putih dan ibu berkewarganegaraan Peru.

Kematian Martin membuat banyak orang AS menyatakan bahwa dia menjadi target karena merupakan orang kulit hitam yang berjalan pada malam di lingkungan yang sebagian besar warganya berkulit putih.

Dipicu Vonis Bebas

Sejumlah kota di Amerika Serikat (AS) diguncang demo besar yang berhubungan dengan isu rasial. Pemicunya adalah vonis yang mengakhiri kasus tewasnya Trayvon Martin, remaja 17 tahun, pada tahun lalu di Sanford, Florida.

Pembunuhnya, yakni George Zimmerman, divonis bebas.

Demonstran beraksi riuh di New York, San Francisco, Boston, Detroit, dan Chicago. Polisi pun menangkap enam orang di Los Angeles kemarin pagi (15/7) di Hollywood. Sebab, demonstrasi tersebut dianggap tidak berizin.

Mereka meneriakkan, "Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian!".

Selain itu, massa memblokade jalur penting yang biasa digunakan untuk aktivitas warga di kota metropolitan tersebut. Aksi kemarin mengingatkan kerusuhan di Los Angeles pada April 1992 yang juga dipicu vonis pengadilan berbau rasis.

Aksi dengan massa terbesar terjadi Minggu (14/7) waktu setempat di Kota New York. Ribuan orang, termasuk anak-anak, melakukan aksi jalan kaki menuju Times Square di bawah pengawalan ketat polisi.

Demonstran yang berasal dari berbagai etnis tersebut membawa poster yang bergambar foto Martin. Meski saat ini musim panas, sebagian lain di antara mereka mengenakan sweter berpenutup kepala atau hoodie seperti yang dipakai Martin pada malam saat dia dibunuh.

"Saya menolak (vonis bebas terhadap Zimmerman)," tegas Carli VanVoorhis, seorang penata rambut 21 tahun yang ikut berdemo.

"Laki-laki (pelaku) itu bersenjata, sedangkan anak tersebut (Martin) tidak. Dan pelaku dibebaskan. Jika ini bukan isu rasial, berarti kita bohong," ujarnya.

Rodney Rodriguez, demonstran lain, menyatakan bahwa AS memiliki masalah besar dengan isu ras dan senjata. "Kalau tidak mempunyai senjata, Zimmerman tidak akan bisa membunuh Trayvon Martin," jelasnya.

Barack Obama, presiden kulit hitam pertama AS, menyerukan kepada seluruh rakyat untuk menahan diri dan menerima vonis tersebut. "Negara kita negara hukum dan hakim sudah memutuskan," ucapnya.

"Sekarang saya meminta kepada rakyat Amerika untuk menghormati seruan agar orang tua Martin yang telah kehilangan putra tersayangnya tetap tenang," terangnya. (cak/c14/dos)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook