BOSTON (RP) - Misteri tentang bom yang meledak di Boston Marathon sedikit demi sedikit mulai terkuak. Yang mengejutkan, bom tersebut dirakit dan masukkan ke dalam sebuah panci penanak nasi. Hal tersebut disampaikan FBI berdasarkan temuan di lapangan.
“Potongan nilon ditemukan bersama dengan bantalan bola yang mungkin berada di dalam perangkat pemasak nasi,” demikian kata Agen Spesial FBI Richard DesLauriers dalam sesi press conference seperti dilansir BBC.
Dalam penelusuran yang dilakukan Associated Press, para penyidik menemukan bom yang ditempatkan dalam gallon. Nah, untuk menambah efek melukai korbannya, pelaku juga memasukkan beling dan banyak paku. Bom tersebut diletakkan dalam tas hitam dan ditinggalkan begitu saja di dekat garis finish Boston Marathon.
Selain itu, FBI juga terus menelusuri bagaimana caranya bom itu diledakkan. Apakah dengan remote control atau menggunakan timer. Namun di lapangan FBI menemukan pecahan sirkuit elektronik. Nah, hal itu mengindikasikan bahwa bom itu diledakkan menggunakan timer.
Meski begitu, penyidik belum menemukan siapa pihak yang bertanggung jawab atas tragedy yang menewaskan tiga orang serta mengakibatkan ratusan orang terluka tersebut. Dia mengharapkan kerja sama dari semua pihak untuk segera melaporkan tentang berbagai hal yang dianggap mencurigakan.
“Investigasi masi terus dilakukan. Belum ada pihak yang bertanggung jawab dan range dari orang yang dicurigai serta motifnya masih bisa berkembang dengan sangat luas. Laporkan saja jika menemukan pihak-pihak yang dianggap mencurigakan,” tambah DesLauriers.
Gubernur Massachusetts Deval Patrick berjanji akan membantu sekuat tenaga untuk mencari oknum biadab tersebut. Dia mengatakan, serangan tersebut merupakan sebuah bentuk nyata dari seorang pengecut.
“Ini memang akan membutuhkan waktu. Namun, kami akan menemukan siapa yang menggangu ketenangan kami dan membawanya ke pengadilan,” terang Pattrick.
Seperti diketahui, bom di ajang Boston Marathon itu merenggut tiga korban jiwa. Ketiga korban tersebut adalah Martin Richard yang merupakan bocah laki-laki 8 tahun, pelayan restoran 29 tahun Krystle Campbell serta seorang mahasiswi Boston University berkebangsaan China bernama Lingzi Lu. (jos/mas/jpnn)