Laporan JPNN, Jakarta
Kekhawatiran pemerintah terhadap nasih 2.500 WNI yang ada di Syria, akhrinya berujung pada upaya evakuasi. Kemarin (16/2) Kementerian Luar Negeri Negeri (Kemenlu) dan satuan tugas (satgas) KBRI Damaskus mengevakuasi 37 WNI dari negara yang didera konflik berdarah itu.
Seluruh WNI yang dievakuasi dari Syria ini mendarat di Bandara Soekarno Hatta kemarin sore. Mereka diterbangkan menggunakan Emirates EK-356. Direktur Informasi Media (Infomed) Kemenlu P.L.E. Priatna menuturkan, saat ini ada 98 WNI ditampung di KBRI Damaskus. ‘’Mereka siap dipulangkan dalam gelombang evakuasi berikutnya,’’ kata dia.
Semua WNI yang dievakuasi ini mendarat dengan selamat. Dari seluruh WNI yang dipulangkan kemarin, 19 diantaranya adalah mahasiswa beserta keluarganya. Sedangkan 17 lainnya adalah TKI yang bekerja sambagai pembantu rumah tangga. Selain itu ada satu anak dari TKI itu. Seluruh WNI yang berstatus TKI ini selanjutnya diserahkan ke BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI).
Priatna menerangkan, dalam proses evakuasi ini terdapat enam TKI yang tinggal di wilayah konflik. “Dua orang tinggal di kawasan Homs, dan empat orang lainnya dari Damascus Countryside,” tandas Priatnya. Dua kawasan tadi, dari pengamatan Kemenlu merupakan wilayah paling sering terjadi baku tembak antara tentara pemerintah dengan gerilyawan.
Kemenlu memastikan, evakuasi 37 WNI dari Syria ini merupakan bagian dari gelombang evakuasi masal. Priatna mengatakan, proses evakuasi ini dikebut untuk menghindari adanya WNI yang menjadi korban jiwa di Syria.
Pada tahap pertama, evakausi ini difokuskan terlebih dulu untuk para WNI yang tinggal di kawasan konflik. Selain di Homs dan Damascus Countryside, kawasan konflik lain yang sudah dipetakan Kemenlu adalah di Aleppo, Derra, dan Idlib. “Tapi memang WNI yang paling banya ada di Homs dan Damascus Countryside,” kata dia.
Priatna mengatakan, evakuasi secara bertahap ini masih bisa dengan mudah dilakukan. Pasalnya, kondisi keamanan di Syria masih relatif bisa dikendalikan. Namun, jika konflik kian memanas hingga ada penghentian penerbangan umum, jalan satu-satunya mengevakuasi WNI dari Syria adalah menyewa penerbangan khusus.
Upaya Kemenlu sebelum menjalankan evakuasi berikutnya adalah, mengupayakan exit permit bagi seluruh WNI yang akan dipulangkan ke tanah air. Selain itu, pekerjaan lainnya adalah menagih pembayaran atau kompensasi untuk para TKI karena kontraknya diputus sebelum masa kerjanya habis.(wan/izl)