JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Erupsi Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha’apai yang mayoritas fisiknya (1.800 meter) berada di dalam lautan itu memicu tsunami di Pulau Tongatapu, Tonga, pada Sabtu (15/1). Begitu kuatnya letusan tersebut, suaranya terdengar hingga ke Alaska yang berjarak 10 ribu kilometer. Badan Survei Geologi Amerika Serikat menyatakan, erupsi tersebut setara dengan gempa 5,8 magnitudo dengan kedalaman nol.
Tsunami tersebut mengakibatkan saluran telepon dan internet terputus. Buntutnya, negara-negara lain yang ingin mencari kabar menjadi kesulitan. Begitu pula dengan lembaga kemanusiaan. Sekitar 105 ribu penduduk Tongatapu belum diketahui kabarnya.
Kemarin, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akhirnya berhasil menghubungi kedutaan besar mereka di Nuku’alofa, ibu kota Tonga yang berada di pulau di Pasifik tersebut. Ardern mengabarkan bahwa ibu kota Tonga itu mengalami kerusakan parah pascatsunami. Namun, belum ada laporan korban luka maupun tewas.
’’Perahu dan batu-batu besar terdampar di pantai. Nuku’alofa tertutup debu vulkanis yang tebal, tapi kondisi di sana tenang dan stabil,’’ ujarnya seperti dikutip Agence France-Presse.
Komunikasi masih terbatas dan pemerintah belum bisa menghubungi wilayah pantai lainnya di luar ibu kota. Pemerintah Selandia Baru belum bisa mengirimkan pasukan pengaman militer ke Tonga karena awan bercampur abu masih ada di ketinggian 19 ribu meter.
Mereka berharap hari ini tim bisa berangkat, disusul dengan pesawat dan kapal suplai bantuan kemanusiaan. Selandia Baru menjanjikan USD 340 ribu (Rp 4,8 miliar) berupa bantuan kemanusiaan, dukungan teknis, dan berbagai hal lainnya.
Air bersih adalah hal yang paling dibutuhkan penduduk. Sebab, air yang ada saat ini mungkin masih tercemar abu letusan.
Australia juga berencana melakukan hal serupa. Mereka bakal mengirim pesawat pengintai hari ini dan diperkirakan tiba sekitar pukul 09.00 waktu setempat, bergantung situasi di lapangan.
Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menegaskan bahwa mereka siap mendukung pemerintah Tonga dan akan menyediakan bantuan yang dibutuhkan penduduk. Unicef, badan PBB yang mengurusi anak-anak, sudah menyiapkan suplai darurat untuk segera diterbangkan ke Tonga. Mereka berkoordinasi dengan Australia dan Selandia Baru.
CNN melaporkan bahwa Raja Tupou VI yang memimpin Tonga berhasil dievakuasi dari istana dan dibawa ke vila di Mata Ki Eua. Mayoritas penduduk juga berhasil mengungsi ke area yang lebih tinggi untuk menghindari tsunami. ’’Anda bisa mendengar teriakan di mana-mana. Orang-orang berteriak untuk menyelamatkan diri dan meminta yang lain pergi ke tempat lebih tinggi,’’ ujar Mere Taufa, salah satu penduduk Tonga.
DATA-FAKTA LETUSAN BERUJUNG TSUNAMI DI TONGA
- Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai meletus kali pertama pada Jumat (14/1). Letusan terbesar terjadi Sabtu (15/1) pukul 17.26 dan memicu ombak setinggi 1,74 meter.
- Suara gemuruh letusan terdengar hingga ke Alaska yang berjarak sekitar 10 ribu kilometer.
- Hunga Tonga-Hunga Ha’apai hanya tampak sekitar 100 meter di atas permukaan laut. Tapi, di bawahnya, ia adalah gunung berapi besar dengan ketinggian sekitar 1.800 meter dan lebar 20 kilometer. Karena itulah ledakannya begitu dahsyat.
- Letusan memicu tsunami di pulau utama Tonga, Tongatapu. Di pulau tersebut ibu kota Tonga, Nuku’alofa, terletak. Tinggi tsunami mencapai 1,2 meter.
- Peringatan tsunami dikeluarkan di sepanjang wilayah pantai Pasifik Jepang, wilayah California, AS, sebagian wilayah Selandia Baru, dan British Columbia, Kanada.
- Hingga kemarin (16/1) belum ada laporan korban jiwa.
- Pukul 03.00 GMT kemarin Pacific Tsunami Warning Center menyatakan ancaman tsunami dari erupsi telah berlalu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman