INTERNASIONAL

Bicarakan Nasib Suriah, Menlu AS ke Kremlin

Internasional | Rabu, 16 Desember 2015 - 09:45 WIB

Bicarakan Nasib Suriah, Menlu AS ke Kremlin
John Kerry

MOSKOW (RIAUPOS.CO) – Amerika Serikat (AS) mencoba menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengatasi konflik di Suriah. Kali ini Paman Sam memilih cara yang lebih lunak. Selasa (15/12) Menteri Luar Negeri AS John Kerry berkunjung ke Moskow. Dia berencana bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membicarakan masa depan Suriah.

’’Saya pikir dunia diuntungkan ketika negara-negara kuat dengan sejarah panjang yang terkait mampu menemukan kesamaan,’’ ujar Kerry saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebelum bertemu dengan Putin, Kerry memang melakukan pembicaraan dengan Lavrov. Kerry dan Lavrov terkenal berhubungan dekat, meski negara masing-masing kerap bersikap dingin. ’’Saya harap kami bisa menemukan kesamaan,’’ tambahnya.

Tujuan utama Kerry memang ingin menyamakan visi dengan Rusia. Selama ini, kedua negara berbeda prinsip tentang penyelesaian konflik di Suriah. AS tentu saja mendukung para pemberontak dan ingin melengserkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Di sisi lain, Rusia bersama Iran justru menjadi pendukung utama Assad. Kremlin bersikukuh bahwa penduduk Suriah-lah yang harus memutuskan apakah masih menginginkan Assad atau tidak.

Beberapa waktu lalu ada kesepakatan antara Kelompok Dukungan Internasional untuk Syria (ISSG) dan PBB untuk mengadakan pembicaraan damai. ISSG terdiri atas 17 negara yang terlibat dalam konflik di Suriah. Negosiasi damai tentu tidak akan bisa terjadi jika Assad tidak mau hadir.

Dalam hal ini, AS dan negara-negara sekutunya tidak bisa melakukannya sendiri. Mereka bergantung pada Kremlin untuk membawa Assad ke meja perundingan. Jika tidak, negosiasi, gencatan senjata, dan rencana pemilu ulang di Suriah tidak akan bisa terwujud. ISSG ingin pembicaraan antara pemberontak dan Assad bisa dilakukan pada 1 Januari mendatang.

AS dan pejabat PBB untuk Suriah Saffan de Mistura juga berencana kembali menggelar pertemuan lanjutan ISSG Jumat mendatang di New York. Sayang, hingga kemarin, Moskow belum memutuskan apakah setuju dengan tanggal tersebut atau tidak. Moskow dan Assad tidak setuju dengan pertemuan yang digelar politikus oposisi di Suriah dengan fraksi-fraksi bersenjata di Riyadh seminggu lalu. Namun, Rusia dan Assad menilai bahwa ada kelompok teroris di dalamnya.

Perbedaan pendapat itu yang ingin dipersempit Washington dalam kunjungan Kerry ke Rusia ini. Beberapa pengamat menilai AS frustrasi karena tidak kunjung ada kesepakatan sehingga mendekati Putin agar mau menjinakkan Assad.(sha/ami/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook