Pelayanan di Arafah-Mina Membaik

Internasional | Rabu, 16 Oktober 2013 - 11:13 WIB

MAKKAH (RP) - Jumlah jamaah haji asal Indonesia yang wafat selama proses Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) pada musim haji tahun ini jauh menurun.

Pada tahun lalu, tercatat ada 15 orang meninggal. Tahun ini, data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kesehatan, hingga pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 18.00 WIB, jamaah haji yang wafat 8 orang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Adapun jamaah yang menjalani rawat inap selama prosesi wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah lalu, Senin (14/10), ada 11 orang. Lalu, yang dirujuk ke rumah sakit di Saudi ada 10 orang.

Total jamaah yang meninggal di Tanah Suci 77 orang. Rinciannya, delapan orang wafat di Arafah, tiga di Jeddah, 13 di Madinah dan 53 di  Makkah. Yang meninggal di embarkasi enam orang.

Saat ini, seluruh jamaah asal Indonesia sudah berada di Mina untuk melakukan prosesi lempar jumrah. Kondisi cuaca di Mina juga lumayan panas. Suhu maksimal 41 derajat Celcius.

‘’Kami tetap mengimbau agar para jamaah minum air lebih banyak dari biasanya agar tidak kekurangan cairan,’’ kata dr Subagyo, Kasi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah.

Sementara itu, proses pergerakan jamaah dari Arafah ke Mina berlangsung relatif lancar. Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu, untuk rute Arafah ke Muzdalifah kedatangan jamaah paling awal pukul 17.55 WAS dan akhir kedatangan pukul 23.50 WAS. Untuk Muzdalifah ke Mina juga relatif lebih cepat.

‘’Selasa (15/10) pukul 06.00 WAS, seluruh jamaah haji sudah sampai Mina,’’ ujarnya.

Ia menjelaskan, para jamaah haji reguler umumnya ke Mina dulu. Mereka melaksanakan lempar jumrah pertama (Aqabah). Sementara jamaah khusus langsung ke Masjidil Haram untuk melaksanakan Tawaf Ifadhah.

‘’Alhamdulillah, alur pergerakan jamaah lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Harapannya, hal ini menjadi pertanda baik bagi penyelenggaraan haji tahun ini,’’ kata alumnus UGM Jogjakarta itu.

Anggito mengatakan, baru kali ini jamaah Indonesia bisa seluruhnya masuk ke Mina pukul 06.00 WAS. Padahal, pada musim haji tahun lalu, pengangkutan jamaah baru selesai pukul 11.00 WAS. Bahkan, dua tahun lalu, baru selesai pukul 15.00 WAS.

‘’Jadi ini termasuk rekor ya. Pergerakan jamaah dengan menggunakan bus-bus yang tersedia berjalan lancar,’’ tambahnya.

Ia menjelaskan, pergerakan jamaah lancar antara lain karena bus yang dipakai relatif bagus. Bus-bus  dipakai adalah bus Rawahel dan Saptco, dua perusahaan otobus di Arab Saudi. Selain itu, ada koordinasi yang baik antara naqobah (Asosiasi Perusahaan Otobus setempat) dengan PPIH.    

Soal rencana kepulangan jamaah haji Indonesia, lanjut Anggito, prinsipnya jamaah mempunyai hak untuk mengambil Nafar Tsani atau tiga hari tinggal di Mina.

Namun, pihaknya tidak bisa memaksa jamaah untuk mengambil Nafar Awal atau hanya dua hari mabit di Mina. Berkaitan Alokasi anggaran makan dari pemerintah Indonesia untuk setiap jamaah sebesar 10,5 Riyal.

Dengan demikian, per harinya 31,5 Riyal atau hampir Rp100 ribu per jamaah. Jika jumlah jamaah haji reguler asal Indonesia sebanyak 156 ribu, maka efisiensi atau keuntungan pihak maktab mencapai Rp15,6 miliar.

Khutbah Wukuf Penuh Haru

Jamaah Riau yang tergabung dalam Kloter 12 melaksanakan Wukuf di Padang Arafah dengan khusyuk, Senin (14/10). Dilaporkan kontributor Riau Pos, Novrizon, untuk Kloter 12 tenda jamaah haji dibagi dua.

Tenda pertama dengan khutbah disampaikan Drs H Abdul Kadir yang juga sebagai pembimbing ibadah haji kloter. Sedangkan tenda dua penyampai khutbah Dr Khairunnas Jamal.  

Dengan berlinang air mata, Dr Khairunnas menyampaikan khutbahnya. Seluruh jamaah pun ikut menangis.(hud/agm/jpnn/dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook