KASUS TERBESAR AUSTRALIA

Nilai Narkobanya Rp12 T, Disimpan di Dalam Bra

Internasional | Selasa, 16 Februari 2016 - 02:18 WIB

Nilai Narkobanya Rp12 T, Disimpan di Dalam Bra
Ilustrasi.

SYDNEY (RIAUPOS.CO) – Pihak kepolisian Australia mendapat tangkapan besar. Mereka berhasil menggagalkan penyelundupan metamfetamin cair senilai 1,26 miliar dolar Australia (Rp12,14 triliun). Obat terlarang yang biasa disebut kristal itu disembunyikan dalam kiriman paket berkardus-kardus bra. Kasus tersebut diklaim sebagai operasi penggagalan penyelundupan sabu-sabu cair terbesar di Australia.

Komandan Kepolisian Federal Australia (AFP) Chris Sheehan mengungkapkan, operasi penyelidikan terhadap dugaan penyelundupan obat terlarang itu dimulai Desember 2015 lalu. Baru pada Januari akhirnya Pasukan Perbatasan Australia melihat adanya kontainer yang mencurigakan di Pelabuhan Sydney.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, ternyata kontainer tersebut berisi paket bra baru yang bisa dimasuki gel. Biasanya, gel atau silikon itu dipakai sumpalan agar pemakainya terlihat lebih berisi. Sekilas memang tak ada yang aneh. Namun, yang menjadi masalah, di balik gel itulah disembunyikan metamfetamin cair. ’"Totalnya mencapai 190 liter," ujar Sheehan. Dalam kasus tersebut, seorang warga Hongkong berusia 33 tahun diamankan.

Penemuan itu dipakai untuk melakukan penyelidikan lebih dalam. Hasilnya, kepolisian Australia kembali menemukan 530 liter metamfetamin cair yang disembunyikan di sebuah gudang. Biasanya, gudang tersebut dipakai untuk tempat penyimpanan perlengkapan. Dua warga Hongkong dan seorang warga Cina daratan akhirnya diamankan.

’’Kami menduga bahwa orang-orang yang kami tangkap ini bukanlah sekadar pemain kecil, tapi mereka memegang peranan penting dalam jaringan kriminalitas,’’ tegas Sheehan. Jika terbukti bersalah, mereka akan dihukum seumur hidup.

Sheehan menjelaskan, pihak AFP bekerja sama dengan Komisi Kontrol Narkotika Nasional Cina. Operasi gabungan tersebut awalnya hanya menargetkan pasar metamfetamin yang sedang booming. Selain itu, kerja sama tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan metode penyembunyian, rute penyelundupan, serta para sindikat yang mengirimkan metamfetamin dari Tiongkok menuju Australia.

Keberhasilan operasi penangkapan tadi berselang beberapa bulan setelah Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull mengungkapkan bahwa Australia telah mengucurkan anggaran 300 juta dolar Australia (Rp2,9 triliun) untuk strategi memerangi penggunaan metamfetamin.

Bukan tanpa alasan Turnbull mengucurkan dana sebesar itu. Sebab, baru-baru ini ada laporan yang mengungkapkan bahwa pengguna narkoba jenis itu di Australia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain.

Laporan dari internal pemerintah Australia tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba pada 2013 mencapai 200 ribu orang. Jumlah itu naik dua kali lipat dibanding 2007. Komisi Kriminal Australia bahkan menyebutkan, penduduk Australia bahkan membayar lebih tinggi untuk 1 gram metamfetamin. Di Cina, harga 1 gram kristal Rp1 juta, sedangkan di Australia Rp6,7 juta.(afp/reuters/cnn/sha/c17/ami)

Laporan: JPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook