PERANCIS

Alamak... Gara-gara Uji Coba Obat, Satu Relawan Meregang Nyawa

Internasional | Sabtu, 16 Januari 2016 - 00:36 WIB

Alamak... Gara-gara Uji Coba Obat, Satu Relawan Meregang Nyawa
Menteri Kesehatan Perancis, Marisol Touraine.(INBEDWITHTHEFRENCH.COM)

PARIS (RIAUPOS.CO) - Uji klinis obat baru di Kota Rennes, Perancis, berujung maut. Satu orang relawan yang mencoba obat berbahan dasar cannabis alias ganja itu meninggal dunia. Sedangkan lima sukarelawan lainnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Jumat (15/1/2016) kantor Kejaksaan Paris menegaskan bahwa pemerintah mulai menginvestigasi kasus tersebut. Sedangkan Biotrial, produsen obat tersebut, langsung menghentikan proses uji klinis begitu mendengar kabar kematian salah seorang lawannya Kamis lalu (14/1/2016). Perusahaan tersebut juga meminta seluruh relawan yang terlibat uji klinis untuk melaporkan diri.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

”Saya berjanji mengusut kasus itu hingga tuntas,” kata Menteri Kesehatan Perancis Marisol Touraine. Dia bertolak ke Rennes untuk menjenguk para sukarelawan yang dirawat intensif. Kabarnya, kondisi mereka sangat parah. Mereka mengalami gangguan saraf gara-gara mengonsumsi obat tersebut. Sebelum menemui ajal, sukarelawan yang meninggal itu sempat mengalami mati otak.

Dalam keterangan yang disampaikan kepada media, Touraine membantah bahwa obat yang sedang diuji klinis itu terbuat dari ganja. Tapi, dia belum bisa menyebutkan apa saja kandungan obat yang diproduksi perusahaan di sisi barat Rennes tersebut. Sebab, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan. Dia berjanji memublikasikan hasil penyelidikan setelah investigasi rampung.

Biotrial merupakan produsen obat bertaraf internasional. Sejak berdiri pada 1989, perusahaan tersebut sudah melaksanakan ribuan kali uji klinis obat. Dalam bisnis farmasi, uji klinis adalah tahap wajib yang harus dilalui produsen. Melalui tahap tersebut, produsen akan mengetahui efektif atau tidaknya obat yang dihasilkan. Dari uji klinis pula, mereka mendapatkan informasi tentang efek samping.(bbc/hep/c11/ami)

Laporan: JPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook