Yingluck Kukuh Pemilu Februari

Internasional | Kamis, 16 Januari 2014 - 09:10 WIB

BANGKOK (RIAUPOS.CO) - Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra menggelar perundingan dengan beberapa elemen pemerintahan, Rabu (15/1). Tapi, oposisi menolak hadir.

Dalam kesempatan itu, pemimpin 46 tahun tersebut kembali menegaskan bahwa pemilihan umum 2 Februari adalah solusi terbaik.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Jika rakyat sudah tidak berkenan lagi pada pemerintahan ini, maka berpartisipasilah dalam Pemilu dan berikan suara kalian,’’ kata adik bungsu mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra tersebut. Di hadapan para peserta dialog, Yingluck menegaskan bahwa konstitusi Thailand tidak mengizinkan pemerintah menunda Pemilu. Karena itu, dia akan tetap melangsungkan Pemilu 2 Februari mendatang.

Yingluck lantas mengimbau massa Kaus Kuning melampiaskan amarah mereka kepadanya melalui Pemilu. ‘’Pemilu akan menjadi solusi terbaik untuk mengakhiri krisis politik yang terjadi saat ini,’’ imbuhnya.

Namun, oposisi dan kalangan royalis yakin bahwa Pemilu akan kembali berpihak kepada Yingluck. Sebab, dinasti Shinawatra telah mendominasi politik Thailand selama bertahun-tahun.

Ketimbang menggelar Pemilu, menurut oposisi, akan lebih baik Yingluck mengundurkan diri dari pemerintahan. Dengan demikian, kelompok antipemerintah bisa membentuk dewan rakyat yang bebas dari kroni politik dinasti Shinawatra. Dewan rakyat itulah yang nantinya membebaskan Thailand dari dominasi kakak beradik Thaksin dan Yingluck.

Tidak sepakat dengan solusi Yingluck, oposisi pun melanjutkan protes Bangkok Shutdown yang berlangsung sejak Senin (13/1).

Sayangnya, kekerasan mulai mewarnai unjuk rasa damai massa Kaus Kuning tersebut. Selasa malam (14/1) beberapa penembak gelap melepaskan tembakan sporadis ke kerumunan warga. Dua orang terluka dalam insiden di distrik komersial Bangkok tersebut.

Bersamaan dengan itu, sebuah ledakan terjadi di rumah salah seorang kerabat mantan PM Abhisit Vejjajiva. Namun, insiden tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Rumah yang menjadi sasaran ledakan pun tidak rusak parah. ‘’Dua insiden terpisah itu menunjukkan bahwa revolusi yang kita gelorakan hampir membuahkan hasil,’’ papar Suthep Thaugsuban, seorang pentolan oposisi.

Kemarin Suthep memimpin pawai di kawasan elite ibu kota untuk menggalang dukungan. Sejumlah warga tampak menyambut kehadiran politikus 64 tahun tersebut.

Beberapa di antaranya bahkan memberikan uang sebagai sumbangan untuk oposisi. Tapi, sayangnya, Bangkok Shutdown mulai kehilangan momentum. Meski oposisi masih menduduki perempatan-perempatan ramai, arus lalu lintas mulai lancar.

Dalam orasinya, Suthep menegaskan bahwa massa Kaus Kuning akan tetap melanjutkan aksi mereka. Mereka baru akan meninggalkan Bangkok setelah Yingluck dan kroninya mundur dari pemerintahan.

Sebagai salah satu bentuk paksaan, oposisi juga mengancam menangkap Yingluck dan para menterinya. Lantas, mereka akan disandera sampai bersedia meletakkan jabatan masing-masing.

‘’Jika mereka tetap keras kepala, kami akan menangkap mereka satu per satu. Sebab, rakyat tidak mau berkonflik dengan pemerintah terlalu lama,’’ tegas Suthep.

Ia menambahkan, massa anti pemerintah akan menduduki seluruh kantor pemerintahan dan memutus aliran air serta listrik ke rumah Yingluck dan kroninya. Oposisi, rencananya melancarkan aksi tersebut dua atau tiga hari lagi.(hep/c17/tia/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook