NEW DELHI (RP) - Korban tragedi saling injak dan berdesak-desakan di sebuah jembatan di India melonjak drastis. Otoritas setempat memastikan 115 orang tewas karena insiden yang terjadi di tengah peringatan keagamaan Navratri, Ahad (13/10).
Mereka yang selamat dari insiden tersebut mengisahkan kengerian sebelum peristiwa itu terjadi. Salah satunya, Uma Devi.
Dia sebenarnya sudah setengah jalan saat melintasi jembatan di atas Sungai Sindh di Ratangarh, Negara Bagian Madhya Pradesh.
Tiba-tiba sejumlah orang berteriak memberi tahu bahwa jembatan bakal ambruk. ‘’Saya tarik anak saya dan langsung berlari,’’ ungkap wanita yang masih terlihat putus asa itu kepada Indian TV sehari setelah tragedi tersebut terjadi.
‘’Orang-orang kemudian saling mendorong dan menjerit, lalu berusaha melarikan diri dari jembatan. Saya sendiri tidak tahu bagaimana bisa selamat,’’ lanjutnya.
Manoj Sharma, peziarah yang selamat lainnya, menyatakan bahwa kejadian itu adalah peristiwa yang paling mengerikan dalam hidupnya.
‘’Orang-orang loncat dari jembatan untuk menyelamatkan diri. Namun, mereka tidak bisa berenang melawan arus. Saya juga melihat anak-anak dilemparkan dari jembatan dan langsung hanyut,’’ terangnya kepada Times of India.
‘’Saya melihat seorang ibu dengan susah payah melindungi bayinya dari injakan orang-orang. Tapi, keduanya akhirnya tewas di depan mata saya. Ini adalah insiden yang paling mengerikan dalam hidup saya,’’ paparnya.
Dari 115 korban tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Sebagian tewas karena terjatuh. Adapun lainnya melompat dari jembatan dan tenggelam. Ratusan lainnya dilaporkan terluka.
Banyak jenazah korban yang ditemukan dari dalam sungai. Namun, sejumlah petugas khawatir sebagian lainnya telah hanyut. Belum diketahui secara pasti jumlah orang di atas jembatan ketika kecelakaan tersebut terjadi.
Tetapi, media lokal menyebutkan bahwa sekitar 500 orang menghadiri hari terakhir upacara keagamaan untuk menghormati Dewi Durga itu.
Tragedi berdesak-desakan dan saling injak yang berujung pada jatuhnya banyak korban saat menghadiri upacara keagamaan umum terjadi di India.
Sebab, ratusan, bahkan ribuan orang mendatangi kuil-kuil yang tidak mampu menampung mereka dan tanpa pengamanan cukup.
Pada Januari 2011, sebanyak 102 umat Hindu tewas di Negara Bagian Kerala. Mereka juga tewas ketika menghadiri upacara keagamaan di sebuah kuil di puncak bukit.
Sebenarnya, tragedi Ahad itu adalah kali kedua di lokasi yang sama. Pada 2006, sekitar 50 orang tewas di atas jembatan yang sebelumnya terbuat dari kayu tersebut.
Dengan kejadian itu, pemerintah menggantinya dengan sebuah jembatan lebih besar dan terbuat dari beton.
‘’Polisi tidak belajar dari pengalaman pada 2006,’’ tulis sebuah headline di Hindustan Times. Berita tersebut menyoroti rendahnya perhatian pemerintah terhadap keselamatan dan keamanan para peziarah.
Otoritas setempat meminta tragedi itu diselidiki. Sejumlah ahli bangunan menyatakan bahwa jembatan tersebut tidak rusak.
Bahkan, sejumlah gambar yang diambil dari lokasi memperlihatkan mobil-mobil berjalan di atas jembatan seperti biasa pasca kejadian itu.
Kemarin (14/10) keluarga korban masih berkumpul di rumah sakit pemerintah. Tujuannya, mengidentifikasi jenazah atau mencari sanak keluarga di antara yang terluka. Dilip K Arya dari Kepolisian Madhya Pradesh mengungkapkan bahwa jumlah korban mungkin masih bisa bertambah.
Sebab, banyak korban yang terluka masih kritis. Saat ini ada 110 orang yang dirawat karena luka. Tim medis juga berjuang menyelamatkan 10 nyawa yang masih kritis.(cak/c14/dos/jpnn/fia)