JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Vaksin Covid-19 AstraZeneca Oxford menjadi pusat perhatian dunia menyusul laporan pembekuan darah pada subjek yang divaksinasi. Beberapa negara di Eropa menunda penggunaan vaksin karena kekhawatiran akan keamanannya.
Terbaru, Irlandia dan Italia utara bergabung dengan daftar selusin wilayah yang menangguhkan penggunaan karena kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping. Sementara regulator obat-obatan Eropa mengatakan tidak ada indikasi masalah apa pun.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Ahad (14/3), AstraZeneca mengatakan telah memberikan lebih dari 17 juta dosis di UE dan Inggris. Mereka menyatakan tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 meningkatkan risiko emboli paru, trombosis vena dalam (DVT), atau trombositopenia.
“Hingga 8 Maret, ada 15 insiden DVT dan 22 kejadian emboli paru,” kata perusahaan itu seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (15/3).
“Jumlah kejadian lebih rendah dari yang diharapkan terjadi secara alami dalam populasi umum sebesar itu,” kata Kepala Petugas Medis AstraZeneca Ann Taylor.
Drama tersebut membuat AstraZeneca menjadi pusat badai politik di Eropa berminggu-minggu. Baru-baru ini, sejumlah negara telah membatasi penggunaan suntikan bagi mereka yang berusia di bawah 65 tahun.
Dalam survei YouGov pada 7 Maret, persepsi di negara-negara UE tentang keamanan suntikan dari AstraZeneca dan Universitas Oxford, menyebutkan kepercayaan populasi lebih rendah dibandingkan dengan vaksin dari Pfizer Inc. dan mitranya BioNTech SE serta Moderna Inc. Sebaliknya, warga Inggris memandang AstraZeneca sebagai paling aman dari ketiganya.
Penangguhan selanjutnya dapat menyematkan pandangan negatif, meskipun ada panduan dari European Medicines Agency. Panduan EMA tidak cukup untuk meyakinkan Irlandia untuk melanjutkan vaksin ini.
Dukungan untuk vaksin berlangsunh di negara berkembang sebab harga yang relatif rendah dan kemampuan untuk menyimpan suntikan tanpa pendingin memicu daya tarik. AstraZeneca telah menjanjikan pasokan yang signifikan untuk program Covax, sebuah fasilitas yang bertujuan untuk mendistribusikan vaksin secara adil ke seluruh dunia.
Meskipun demikan WHO sudah memastikan vaksin ini aman sebab sudah melewati tahap uji klinis sesuai bukti ilmiah. Dan kejadian pembekuan darah hanya sedikit dari kejadian populasi secara umum.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman