MOSKOW (RIAUPOS.CO) – Militer Rusia mengklaim telah merebut kota tambang garam milik Ukraina, Soledar. Pihak Rusia mengungkapkan kota itu berhasil direbut setelah pertempuran panjang. Target selanjutnya adalah kota terdekat Bakhmut.
“Target selanjutnya Bakhmut, dan menghentikan pasukan Ukraina di sana,” kata seorang juru bicara Rusia seperti dilansir dari BBC, Ahad (15/1/2023).
Ini adalah pernyataan yang sangat percaya diri dan ambisius dari Moskow. Namun para pejabat Ukraina membantah klaim itu dan mengatakan perjuangan untuk Soledar masih berlangsung.
Pertempuran mempertahankan kota Soledar telah menjadi salah satu perang paling menyulitkan. Kota ini relatif kecil, dengan populasi sebelum perang hanya 10 ribu penduduk.
“Hampir tidak ada tembok di Soledar yang masih berdiri,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky minggu ini.
Berbicara dalam pidato, Zelensky mengatakan pertempuran di wilayah itu terus berkecamuk. Akan tetapi ia menghindari referensi apa pun tentang klaim kendali Rusia atas Soledar.
“Meskipun musuh telah memusatkan kekuatan terbesarnya ke arah ini, pasukan kami Angkatan Bersenjata Ukraina, semua pasukan pertahanan dan keamanan tetap membela negara,” kata pemimpin Ukraina itu.
Kepala stafnya, Andriy Yermak, membandingkan perjuangan Soledar dan Bakhmut dengan salah satu pertempuran terpahit Perang Dunia Pertama, di Verdun. Gubernur regional Pavlo Kyrylenko mengatakan bahwa 559 warga sipil termasuk 15 anak tetap berada di Soledar dan tidak dapat direlokasi. Juru bicara komando militer timur Ukraina, Serhiy Cherevatyi, juga membantah Soledar berada di tangan Rusia.
“Kami tidak akan memberikan rincian lebih lanjut karena kami tidak ingin mengungkapkan posisi taktis para pejuang kami,” jelasnya.
Pejabat Barat dan Ukraina menyebut sebagian besar pertempuran di Soledar dan Bakhmut dilakukan oleh kelompok tentara bayaran Wagner yang terkenal brutal. Pihak Rusia belum mengonfirmasi soal kelompok ini.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman