BEIRUT (RIAUPOS.CO) - Jumat (13/11/2015) Lebanon dinyatakan berkabung nasional. Sekolah-sekolah diliburkan dan pusat keramaian ditutup sementara setelah sedikitnya 44 warga tewas akibat dua bom yang diledakkan oleh Islamic State (IS) atau yang biasa disebut dengan ISIS pada Kamis (12/11/2015).
Ledakan bom itu juga melukai 239 orang. Beberapa di antara korban luka tersebut kritis. Perdana Menteri Lebanon Tammam Salam langsung menggelar rapat darurat bersama dengan para petinggi militer kemarin.
Dua bom mematikan itu meledak di Beirut. Satu di area permukiman dan satu lagi di jalanan area perbelanjaan di Burj al-Barajneh. Dua wilayah tersebut merupakan markas pergerakan Syiah Hizbullah.
Tiga pelaku pengeboman tewas di lokasi kejadian. Seorang calon pelaku bom bunuh diri diamankan setelah gagal meledakkan bom yang melekat di badannya. Satu tersangka lagi ditahan saat baru tiba di Suriah dua hari lalu. Diduga, mereka adalah anggota ISIS. Saat ini pihak kepolisian menyelidiki identitas dan asal dua pelaku yang ditahan tersebut.
Dua bom yang meledak Kamis malam lalu itu merupakan serangan terbesar yang pernah dilakukan ISIS di Lebanon. Bekas lokasi pengeboman merah oleh darah korban. Kaca toko-toko di sekitarnya juga pecah berkeping-keping karena besarnya ledakan.
Para pemimpin dunia mengutuk aksi peledakan bom itu. Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan, bom bunuh diri kembar tersebut sebagai tindakan tercela. Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak pasukan keamanan Lebanon mencegah agar tindakan ISIS tersebut tidak menghancurkan situasi yang sudah mulai tenang di Lebanon.
Pada 1975-1990, pecah perang sipil di Lebanon. Pada 2013 hingga pertengahan 2014, ada kampanye serangan terhadap Hizbullah. Namun, setelah itu, sudah tidak ada lagi bunyi ledakan. Kala itu jumlah korban tidak pernah mencapai puluhan orang. Hingga saat ini, Lebanon juga belum memiliki presiden maupun parlemen. Terjadi deadlock politik di negara tersebut yang membuat pengambilan setiap keputusan menjadi sulit.(afp/reuters/sha/c4/ami)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga