JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Bandara Internasional Hongkong kembali lumpuh pada Selasa (13/8) sore. Itu setelah ribuan demonstran kembali menduduki bandara sejak siang hari, tepatnya di area keberangkatan. Otoritas bandara akhirnya memutuskan untuk membatalkan semua jadwal penerbangan dari Bandara Hongkong.
Keputusan membatalkan jadwal penerbangan merupakan yang kedua kalinya dilakukan otoritas Bandara Hongkong. Sebelumnya pada Senin (12/8), mereka juga memutuskan untuk membatalkan jadwal penerbangan dan menutup operasional bandara setelah pengunjuk rasa menduduki bandara.
Sejatinya, pada Selasa (13/8) pagi, Bandara Hongkong kembali membuka penerbangan. Itu setelah para demonstran berangsur meninggalkan bandara usai melakukan aksi pada Senin (12/8). Namun, menjelang siang hari, para demonstran kembali memadati bandara untuk menggelar unjuk rasa. Mereka melakukan aksi di depan pintu-pintu masuk area keberangkatan.
Tak pelak, akses para penumpang ke pintu masuk keberangkatan menjadi terganggu dan sulit. Bahkan, aksi demonstran semakin menjadi karena mereka sengaja menghalangi calon penumpang untuk memasuki area keberangkatan dengan saling mengaitkan tangan. Sebagian dari penumpang sempat marah dan mendorong para demonstran.
Kondisi tersebut sangat tidak memungkinkan untuk operasional bandara. Pada akhirnya, otoritas bandara memberikan pengumuman bahwa jadwal penerbangan Selasa (13/8) mulai sore hari pukul 16.30 waktu setempat dibatalkan seluruhnya.
"Operasional Bandara Internasional Hongkong sangat terganggu. Semua penerbangan keberangkatan dibatalkan," bunyi pengumuman otoritas bandara seperti dilansir Al Jazeera.
Selain itu, otoritas bandara meminta penumpang untuk segera meninggalkan area bandara. "Semua penumpang disarankan untuk meninggalkan area terminal bandara sesegera mungkin dan tidak datang ke bandara," imbuh pengumuman otoritas bandara. Namun, pihak otoritas bandara tidak menjelaskan apakah penerbangan kedatangan juga ikut terkena dampak pembatalan tersebut.
Sementara itu, terkait eskalasi di Hongkong yang semakin memanas, PBB lewat Michelle Bachelet dari Komisi Hak Asasi Manusia, pada Selasa (13/8) menyerukan agar kedua belah pihak melakukan dialog.
"Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengutuk segala bentuk kekerasan atau perusakan properti dan mendesak semua pihak yang terlibat demonstrasi untuk mengekspresikan pendapat dengan cara damai," ungkap Bachelet.
Dia lantas menyerukan pihak berwenang melakukan dialog terbuka untuk menyelesaikan semua masalah secara damai. Itu menjadi satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas politik jangka panjang dan keamanan publik di Hongkong dan dunia.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi