Pemerintah Adly Mahmoud Tunda Razia Pendukung Presiden Mursi

Internasional | Rabu, 14 Agustus 2013 - 08:42 WIB

KAIRO (RP) -  Pemerintah interim Mesir menunda razia terhadap para pendukung Presiden Muhammad Mursi di ibu kota. Senin (12/8), Pemerintah Adly Mahmoud Mansour memutuskan untuk menunda razia antidemonstrasi yang sedianya dilancarkan menjelang fajar menyingsing.

‘’Pemerintah batal membersihkan pengunjuk rasa di area pendudukan mereka di ibu kota demi menghindari pertumpahan darah,’’ kata salah seorang pejabat keamanan. Pasalnya, rencana untuk merazia para pendukung Mursi yang menduduki halaman Masjid Rabiah Al Adawiyah sejak 3 Juli lalu sudah bocor ke publik. Akibatnya, massa pro-Mursi sudah bersiap menghadang aparat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kemarin belasan pengunjuk rasa pria berjaga di sekitar ‘’perkemahan’’ massa pro-Mursi. Sambil menenteng pentungan, para demonstran berhelm itu berdiri di sekat barikade yang sengaja mereka bangun di sekitar lokasi pendudukan.

‘’Sebagai muslim, pantang bagi kami untuk berbalik dan meninggalkan apa yang sedang kami perjuangkan,’’ kata salah seorang pendukung Mursi.

Mereka juga mengaku tidak takut pada militer maupun polisi yang akan membubarkan aksi pendudukan tersebut.

‘’Akan ada yang menjadi martir. Itu merupakan harga paling mahal yang harus kami bayar. Tapi, pada akhirnya nanti kami menang,’’ ujar seorang aktivis Ikhwanul Muslimin. Hingga kemarin Ikhwanul Muslimin tetap menolak kerja sama yang ditawarkan pemerintah interim.

Rencana razia pemerintah interim kemarin tidak hanya menyulut amarah para pendukung Mursi yang menduduki masjid paling tenar di Kota Nasr tersebut, tapi juga massa di kampus utama Universitas Kairo. Sejak Mursi dikudeta dari kursi presiden, sebagian pendukungnya bertahan di kampus di Kota Giza tersebut. Karena itu, selain Nasr, Giza sering menjadi lokasi bentrok.

Begitu mendengar rencana pemerintahan Mansour untuk melakukan pembersihan di lokasi pendudukan selepas libur Idul Fitri, para pendukung Mursi pun langsung pasang badan. Tidak memedulikan ultimatum pemerintah interim yang diumumkan pada hari-hari terakhir Ramadan, mereka tetap nekat menduduki halaman masjid dan kampus di sekitar ibu kota itu.

Semula aksi pembersihan bakal dilakukan bertahap. Seorang pejabat keamanan senior yang merahasiakan namanya mengatakan bahwa pemerintah interim akan menerbitkan beberapa peringatan lebih dahulu.

Jika peringatan-peringatan itu diabaikan, pemerintah akan beraksi melalui militer dan komponen keamanan yang lain. ‘’Razia terhadap para demonstran itu akan kami lakukan tahap demi tahap,’’ ujarnya.

Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan bahwa razia akan diawali dengan pengepungan. ‘’Aparat akan mengepung lokasi tersebut dan tidak membiarkan seorang demonstran pun kembali ke tenda mereka. Kami akan mengimbau mereka meninggalkan lokasi tersebut secara bertahap,’’ terang salah seorang jenderal di kementerian tersebut. Dia meramalkan, aksi tersebut akan makan waktu dua atau tiga hari.

Namun, mendekati hari H razia, beredar informasi yang tidak sama. Kabarnya, pemerintah interim akan membersihkan massa di halaman masjid seusai hari raya. Mereka menargetkan lokasi utama aksi pendudukan massa pro-Mursi bersih dari demonstran pada hari itu juga. Agar tidak mencolok, aparat berencana melancarkan aksinya saat subuh.(hep/c10/dos/jpnn/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook