Banjir Bandang Landa Libya, Ribuan Orang Hilang

Internasional | Rabu, 13 September 2023 - 10:09 WIB

Banjir Bandang Landa Libya, Ribuan Orang Hilang
Kendaraan yang hancur di dekat bangunan yang rusak di Kota Derna Timur, sekitar 290 kilometer timur Benghazi, setelah diterjang gelombang Mediterania badai “Daniel”, Senin (11/9/2023). (KANTOR PERS PERDANA MENTERI LIBYA / AFP)

DERNA (RIAUPOS.CO) - LIBYA sedang dilanda banjir bandang yang menyebabkan ribuan orang dinyatakan hilang. Badai besar dan hujan yang melanda Kota Derna itu menghancurkan bangunan-bangunan dan menghantam pemukiman warga.

Juru bicara Libya National Army (LNA), Ahmed Mismari mengatakan bahwa bencana yang terjadi saat ini adalah akibat dari runtuhnya bendungan di atas Derna. Hal ini mengakibatkan air menyapu seluruh penduduknya ke laut. Mismari mengatakan setidaknya 5.000-6.000 orang telah hilang. Tujuh anggota LNA juga tewas akibat banjir tersebut.


Dilansir dari Reuters, pada Senin (11/9) kepala kelompok Bulan Sabit Merah di wilayah tersebut mengatakan jumlah korban tewas yang sudah dilaporkan mencapai 150 orang dan diperkirakan akan terus bertambah. Dewan Kepresidenan Libya sudah meminta bantuan kepada komunitas internasional.

Kepala Pemerintahan Wilayah Timur Osama Hamad mengatakan, lebih kurang 2.000 orang lebih telah tewas dan ribuan lainnya hilang tersapu banjir. ‘’Banjir bandang ini disebabkan oleh Badai Daniel yang menyapu Mediterania pada Ahad (10/9).

Sehingga membanjiri jalan-jalan dan menghancurkan bangunan di Kota Derna serta menghantam pemukiman di sepanjang pantai, termasuk Kota Benghazi yang merupakan kota terbesar kedua di Libya,’’ jelasnya.

Sebuah video menampilkan arus deras air yang mengalir melalui saluran air di pusat kota dan menghancurkan bangunan-bangunan ada. Televisi lokal Libya menampilkan orang-orang duduk di atap kendaraan mereka meminta bantuan.

Salah satu warga kota Derna, Saleh al-Obaidi mengatakan ia berhasil menyelamatkan diri bersama kelurganya meskipun rumah-rumah di dekat lembah kota tersebut runtuh. Warga lainnya juga mengatakan air sudah mengepung rumah mereka saat mereka masih tertidur sehingga sulit untuk keluar.

Seorang saksi mata mengatakan ketinggian air mencapai tiga meter, operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan.

Pihak berwenang juga mengumumkan kondisi tersebut sebagai keadaan darurat ekstrem sehingga harus menutup sekolah dan toko, serta harus memberlakukan jam malam.(esi)

Laporan JPG, Derna









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook