TEHERAN (RP) - Rentetan gempa bumi yang terjadi di barat laut Iran, dekat Kota Tabriz, mengakibatkan 220 orang tewas dan 1.500 orang luka-luka.
Tim penyelamat melakukan penyisiran puing-puing puluhan desa pada Sabtu (11/8) malam WIB seperti dilansir tempo.co, Ahad (12/8).
Ribuan orang meninggalkan rumahnya dengan panik. Mereka tinggal semalaman di tenda-tenda darurat atau berada di jalan-jalan setelah dua gempa besar dan 40 gempa susulan terjadi di Iran sejak Jumat (10/8) lalu.
Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah. Pejabat Iran mengatakan, sebagian korban dalam kondisi kritis dan masih banyak yang terperangkap di reruntuhan.
Upaya penyelamatan terhambat karena kondisi gelap dan tempatnya sulit diakses.
Media Iran melaporkan enam desa hancur dan 60 desa mengalami kerusakan hingga 50 persen.
Survei geologi Amerika Serikat mengatakan, gempa pertama yang terjadi pada Jumat (10/8) lalu berkekuatan 6,4 skala Richter.
Pusatnya di daerah berjarak 60 kilometer atau 37 mil timur laut Kota Tabriz, dengan kedalaman 9,9 kilometer atau 6,2 mil.
Setelah gempa pertama, sebelas menit kemudian, terjadi gempa kedua dengan kekuatan 6,3 skala Richter, terjadi di wilayah berjarak 49 kilometer dari Tabriz, dengan kedalaman hampir sama.
Iran yang terletak di jalur patahan besar sebelumnya mengalami gempa dengan kekuatan 6,6 skala Richter pada tahun 2003, menewaskan lebih dari 25 ribu orang.
Saat itu, pusat gempa berada di sebelah tenggara kota bersejarah, Bam, dan menjadikan kota tersebut jadi debu.
Gubernur Varzagan mengatakan ribuan warganya meninggalkan rumah mereka dan tetap berada di luar rumah setelah gempa Sabtu. Sementara, sebanyak 40 kali gempa susulan mengguncang daerah itu.
Tim-Tim penyelamat di barat laut Iran pada Rabu, berusaha untuk mengeluarkan korban selamat dari reruntuhan di desa yang diratakan oleh gempa bumi ganda yang menewaskan sedikitnya 220 orang dan melukai lebih dari 1.500, menurut para petugas setempat.
Dengan hubungan lewat telepon yang terganggu di zona bencana, di timur laut kota Tabriz, tim darurat mengandalkan radio dan langsung mengunjungi desa yang dihantam bencana tersebut untuk menyelamatkan dan menilai kerusakan tersebut.(int/ila)