BEIJING (RIAUPOS.CO) – Jumlah populasi penduduk tercatat terus meningkat, meski laju pertumbuhan melambat secara signifikan. Tren ini diamini sebagai peluang bagi negara berkembang untuk mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan pendidikan.
Pertambahan jumlah penduduk Bumi diperkirakan bakal mencapai angka delapan miliar manusia pada 15 November mendatang, demikian hasil riset Divisi Populasi PBB yang dirilis Senin, (11/7/2022). Namun begitu, PBB juga mencatat tren negatif dalam laju pertambahan penduduk di dunia.
“Pada 2020, laju pertambahan populasi global anjlok di bawah satu persen per tahun untuk pertamakalinya sejak 1950,” menurut studi tersebut.
Meski ada perbedaan data di setiap kawasan, John Wilmoth, Direktur Divisi Populasi PBB, melihat adanya peluang di balik tren negatif pertumbuhan penduduk bagi negara berkembang.
Karena selain pengentasan kemiskinan, berkurangnya angka kelahiran juga meringankan beban pembiayaan biaya pendidikan dan sebaliknya menambah dukungan sumber daya bagi anak.
“Jika rata-rata jumlah anggota keluarga berkurang, maka keluarga dan masyarakat akan mampu berinvestasi lebih banyak bagi setiap anak, dan meningkatkan kualitas pendidikan, serta pembangunan sumber daya manusia,” kata dia kepada DPA, seperti dilansir dari DW.
Hal ini terutama berlaku untuk kaum muda di bawah usia 25 tahun, yang saat ini mewakili 60 persen populasi di negara-negara berkembang, dan diharapkan akan mampu mengeluarkan negaranya dari kemiskinan. Pada saat yang sama, berkurangnya angka kelahiran juga mengindikasikan penuaan usia rata-rata masyarakat di seluruh dunia. Tren ini ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia yang membutuhkan layanan kesehatan.
Menurut prediksi PBB, rata-rata tingkat harapan hidup di dunia ikut terkerek dari 72,8 tahun pada 2019 menjadi 77,2 tahun pada 2050. Selain itu, akan semakin banyak negara yang mengalami pengurangan jumlah penduduk, seperti yang saat ini terjadi di Jepang. Untuk mempertahankan laju pertumbuhan yang stabil, negara maju seperti Jerman misalnya harus mengandalkan pertambahan populasi melalui migrasi.
Pada 2030, ilmuwan memprediksi jumlah penduduk akan berkisar di angka 8,5 miliar manusia. Pertambahan populasi dunia bakal mencapai puncaknya pada 2080, ketika jumlah penduduk menyentuh angka 10,4 miliar manusia. Jumlah tersebut diprediksi tidak akan banyak berubah hingga tahun 2100.
Wilmoth juga mewanti-wanti, prediksi pertambahan populasi dunia harus disikapi secara hati-hati. “Untuk 30-40 tahun kedepan, kita tahu betul apa yang akan terjadi dengan populasi dunia atau per negara,” kata dia. “Tapi lebih dari itu, Anda harus menerawang dua atau tiga generasi di masa depan, dan dalam rentang waktu sejauh itu, banyak hal menjadi tidak jelas,” tambahnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman