LAWAN CORONA

Sukses Vaksinasi, Inggris Akan Hapus Wajib Masker 

Internasional | Selasa, 13 Juli 2021 - 06:08 WIB

Sukses Vaksinasi, Inggris Akan Hapus Wajib Masker 
Warga Inggris terlihat berjalan di pusat perbelanjaan dengan masih menggunakan masker sebelum rencana bebas masker dan jaga jarak dicabut. (REUTERS/DAILY MAIL)

BAGIKAN



BACA JUGA


LONDON (RIAUPOS.CO) - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, memperingatkan warganya untuk lebih hati-hati, menjelang pelonggaran pembatasan Covid-19. Pelonggaran tersebut dilakukan setelah mereka sukses melakukan vaksinasi kepada masyrakat.

Pengumuman mencabut hampir semua pembatasan itu rencananya akan disampaikan Senin (12/7/2021) waktu setempat. Aturan baru itu akan diberlakukan mulai 19 Juli mendatang, berupa pencabutan pemakaian masker, kontak sosial dan bekerja dari rumah. 


"Pandemi global belum berakhir," katanya dalam pernyataan resmi yang dirilis Ahad (11/7) malam. 

"Kasus akan meningkat saat kami membuka aturan itu. Jadi, saat kami mengonfirmasi rencana kami hari ini, pesan kami akan jelas. Kehati-hatian sangat penting, dan kami semua harus bertanggung jawab agar kami tak membatalkan progres ini," ucap Johnson, seperti dikutip Reuters.    

Jelang pencabutan aturan itu, beberapa hari terakhir kasus Covid-19 di Inggris melonjak.  Meski kasus melonjak, pemerintah mengklaim kematian dan rawat inap jauh lebih rendah dari sebelumnya. 

Hal itu dinilai sebagai bukti bahwa vaksin mampu menyelamatkan nyawa. Itu artinya aturan pembatasan bisa mulai dicabut. 

Aturan pencabutan masker itu bergantung pada pemenuhan empat kategori: cukup banyak orang yang divaksin, vaksin mengurangi rawat inap dan kematian, rumah sakit bebas dari tekanan, dan varian yang menyebabkan risiko terlalu besar. 

Namun, pakar kesehatan tetap memperingatkan agar pemerintah lebih berhati-hati menerapkan aturan baru demi menekan laju penularan. 

"Saya tahu pemerintah sangat ingin membuat orang kembali ke kantor, tetapi saya pikir selama empat hingga enam pekan ke depan, itu perlu diterapkan dengan sangat hati-hati untuk menjaga penularan," ujar Profesor Susan Hopkins dari Kesehatan Masyarakat Inggris.

Sumber: Reuters/News/The Guardian/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook