PEMBUNUHAN

Penembak Incar Wali Kota dan Wakil

Internasional | Jumat, 13 Juli 2018 - 10:25 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS) - ayang-bayang Death Squad kembali menghantui masyarakat Filipina. Sampai pekan kedua bulan ini, sudah empat nyawa pejabat pemerintah lokal melayang. Dua wali kota dan dua wakil wali kota. Tiga di antaranya masuk daftar penjahat narkoba versi Presiden Rodrigo Duterte. Keempatnya tewas setelah ditembus timah panas.

Wakil Wali Kota Sapa-Sapa Al Rashid Mohammad Ali mengembuskan napas terakhir di depan istri dan putrinya Rabu (11/7). Dia menjadi korban keempat penembak misterius yang sejak awal Juli menarget wali kota dan wakil wali kota. ’’Kami masih menyelidiki motif pembunuhan,’’ kata Kepala Polisi Zamboanga City Allan Nazaro.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Saat insiden terjadi, Ali baru saja menghabiskan waktu bersama keluarganya di sebuah pusat perbelanjaan. Dalam perjalanan pulang, tepatnya ketika melintasi Governor Alvarez Avenue, sebuah sepeda motor tiba-tiba mendekati mobilnya. Pelaku yang berada di atas sepeda motor langsung menembakkan senjatanya ke arah Ali. Dua peluru bersarang di dada Ali.

Sebenarnya, ada petugas keamanan dalam iring-iringan kendaraan Ali. Ali pun didampingi seorang kerabat yang saat itu berada di balik kemudi. Tapi, kejadiannya berlangsung sangat cepat. Orang-orang di sekitar Ali tak bisa berbuat banyak. Pukul 17.20 Ali dilarikan ke rumah sakit. Sayang, dia tak tertolong.

Ali menambah panjang daftar wali kota dan wakil wali kota yang jadi korban pembunuhan. Reuters melaporkan, sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte menjabat pada Juni 2016, sedikitnya 16 wali kota dan wakil wali kota bernasib sama dengan Ali. Entah itu tewas di tangah sniper alias penembak jitu dari jarak jauh atau diberondong senjata dari jarak dekat.

Nazaro menyatakan bahwa nama beberapa korban tercantum dalam narco-list Duterte. Itu adalah daftar legislator, pejabat, dan tokoh masyarakat lain yang terlibat dalam jaringan narkoba. Salah satunya adalah Wali Kota Tanauan City Antonio Halili yang ditembak mati Senin (2/7).

Duterte memang sudah menyatakan perang terhadap narkoba sejak memangku jabatan presiden. Berdasar laporan yang masuk ke senat Filipina sampai Februari lalu, sekitar 20 ribu orang tewas di tangan polisi maupun penembak bayaran gara-gara narkoba. Selain itu, 118.287 pengguna dan pengedar narkoba ditangkap. Selanjutnya, 1.308.078 orang lainnya menyerahkan diri karena takut ditembak mati.

Namun, menurut Nazaro, nama Ali tidak tercantum dalam daftar tersebut. ’’Ada dugaan yang mengarah ke politik,’’ katanya tentang insiden paling anyar itu. Sebab, ayah Ali –Alsaggab Lee Mohammad Ali– adalah wali kota Sapa-Sapa. Konon, Ali dipersiapkan untuk melungsur jabatan sang ayah. ’’Keluarga ingat, mendiang pernah mengatakan bahwa dia diancam. Sayang, keluarga tidak tahu asal ancaman tersebut,’’ terang Nazaro. Karena itulah, dia selalu dikawal polisi. Polisi telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kematian Ali. Nazaro menegaskan bahwa mereka bakal berkoordinasi dengan Kepolisian Provinsi Tawi-Tawi.

Anggota Kongres Filipina Ruby Sahali mengungkapkan bahwa Duterte ikut menyoroti kasus pembunuhan yang terjadi bertubi-tubi terhadap wali kota dan wakil wali kota belakangan ini. Dia meminta penyelidikan dilakukan secara menyeluruh.  ’’Dia adalah pria baik, tidak punya rekam jejak terlibat perdagangan narkoba,’’ ujar Sahali menanggapi kematian Ali.

Sementara itu, keberhasilan Filipina dalam menekan jumlah pengedar dan pengguna narkoba ternyata menginspirasi Sri Lanka. Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menyatakan kepada kabinetnya bahwa dirinya siap menandatangani perintah hukuman mati untuk pengedar narkoba yang berkali-kali keluar masuk penjara. Mereka yang dijatuhi hukuman mati tidak akan diberi ampunan dan langsung digantung. ’’Kami diberi tahu bahwa Filipina sukses mengatasi masalah (narkoba, red) tersebut dengan mengerahkan militernya. Kami akan mencoba meniru kesuksesan mereka,’’ jelas Rajitha Senaratne, jubir kepresidenan, sebagaimana dilansir The Guardian.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook