JAKARTA (RP) - Beberapa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) harus meringkuk di tahanan terkait dengan kerusuhan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Arab Saudi, Ahad (9/6).
Mereka ditangkap aparat Arab Saudi karena dugaan menjadi provokator kerusuhan yang menewaskan seorang TKI perempuan tersebut.
Duta Besar (Dubes) RI di Riyadh, Gatot Abdullah Mansur membenarkan adanya penangkapan beberapa WNI oleh otoritas keamanan Saudi. Namun pihaknya masih belum dapat memastikan berapa jumlah WNI yang ditangkap.
‘’Kami masih belum tahu berapa jumlah seluruhnya. Tapi memang kami telah mendapat kabar dari otoritas setempat,’’ ujar Gatot saat dihubungi melalui telepon, malam tadi.
Gatot menjelaskan, pihak juga masih belum mengetahui kondisi WNI yang ditangkap. Ia juga menegaskan bahwa Kedubes masih belum tahu kapan tepatnya dan di mana WNI tersebut ditangkap.
‘’Karena saat itu kami sedang diamankan di dalam kedutaan. Yang jelas mereka ditangkap saat berada di luar KJRI,’’ ungkapnya.
Mengenai berita tentang jumlah WNI yang ditangkap semakin banyak, Gatot menjelaskan bahwa kemungkinan itu bisa saja terjadi. Karena kasus tersebut telah dikembangkan lebih jauh oleh aparat.
Sehingga lebih banyak lagi WNI yang ikut ditangkap ditempat lain, baik di rumahnya atau di tempat-tempat lainnya.
Selanjutnya, Gatot menerangkan pihak Kedubes RI Riyadh belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari PLT Konjen RI di Jeddah mengenai kondisi dan jumlah terakhir dari WNI yang telah ditangkap oleh otoritas setempat.
Para WNI ditangkap karena dituduh melakukan provokasi terhadap WNI lain saat terjadi antrean panjang di KJRI Jeddah hingga timbul kerusuhan dan pembakaran.
Dalam mengatasi hal tersebut, pihak Kedubes di Riyadh siap untuk melakukan pendampingan saat melalui proses hukum agar WNI dapat segera dibebaskan.
‘’Tapi saya yakin, sebentar lagi mereka akan dipulangkan. Itu hanya bentuk peringatan oleh pihak berwajib saja,’’ jelasnya.
Saat ini, menurutnya, kondisi KJRI di Jeddah sudah kondusif. Pascakerusuhan, Gatot mengakyui memang dari pihak kepolisian Jeddah menambah pasukan yang berjaga jaga di sekitar kantor Konsulat RI dari yang sebelumnya 30 menjadi sekitar 100 orang.
Kepolisian setempat menetapkan wilayah steril di sekitar konsulat dalam radius 200 meter dan tidak diperbolehkan ada kerumunan kecuali antrean.
Kerusuhan dua hari lalu dipicu dari ketidakpuasan ribuan perkeja migrant yang sedang mengantre untuk mendaftar mendapatkan pemutihan dokumen buat mereka yang overstay terkait tawaran amnesti dari Pemerintah Arab Saudi.
Mereka sempat membakar satu pos penjaga di depan gerbang konsulat dan akibat kerusuhan itu seorang TKI tewas. Pemerintah Indonesia telah mengirimkan tim untuk mengevaluasi dan membantu pelayanan dokumen di Jeddah.(mia/ca/jpnn)