TEHERAN (RP)- Jutaan rakyat Iran turun ke jalan memperingati 33 tahun Revolusi Islam. Jutaan warga Iran di dalam dan luar negeri menggelar aksi demo untuk memperingati momen bersejarah tersebut.
Seperti diberitakan media Iran, Press TV, demonstrasi tersebut digelar di lebih dari 1.000 kota-kota di Iran serta sekitar 5 ribu desa di seluruh negeri itu.
Sementara di Teheran, ibukota Iran, ratusan ribu demonstran sejak Sabtu pagi telah berjalan menuju Lapangan Azadi. Di sana, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad akan menyampaikan pidatonya.
Menurut pejabat-pejabat Iran, lebih dari 300 koresponden asing dan sekitar 1.500 koresponden Iran akan meliput peringatan, seremoni dan demonstrasi tersebut.
Perayaan untuk memperingati 33 tahun kemenangan Revolusi Islam ini juga digelar oleh warga Iran di negara-negara lain. Pada tahun 1979 silam atau 33 tahun lampau, rakyat Iran berhasil menggulingkan rezim Pahlevi yang didukung Amerika Serikat. Revolusi besar itu mengakhiri kekuasaan monarki di Iran yang telah berlangsung selama sekitar 2.500 tahun.
Program Nuklir
Program nuklir Iran telah memancing kegusaran Barat. Uni Eropa awal tahun ini menyetujui larangan impor minyak mentah dari Teheran. Embargo ini adalah dukungan terhadap sanksi terbaru AS atas program itu.
Alih-alih hukuman mengejutkan itu, Presiden Mahmoud Ahmadinejad menyatakan pemerintahnya akan menyiarkan hasil terbaru program nuklir mereka.
‘’Beberapa hari lagi, kami akan mengumumkan pencapaian terbaru kami di bidang nuklir,’’ tegas sang presiden di tengah puluhan ribu orang, demikian laman Wall Street Journal. Massa berkumpul demi memperingati 33 tahun Revolusi Islam yang menggulingkan kekuasaan monarki pro-Barat.
Dalam pidatonya itu, Ahmadinejad meyakinkan publik tentang upaya keras kepala Iran dalam proyek pengembangan nuklir, baik untuk senjata maupun pembangkit listrik. Iran berkeras program itu dikembangkan sebagai upaya memproduksi sendiri batang bahan bahan nuklir.
Alasannya, mereka telah dilarang membeli batang-batang itu di pasar internasional.
Pada bulan Januari, Iran menyatakan keberhasilan membuat batang-batang pertama.
AS baru saja menjatuhkan sanksi yang mempersempit ruang Iran dalam menjual minyak mentah, yang selama ini menyumbang 80 persen dari total pendapatan ekspor.
Langkah itu diikuti Uni Eropa, yang mengembargo impor minyak dari Iran dan membekukan aset-aset bank sentral negeri itu.(ita/ita/int)