Empat JCH Riau Disafariwukufkan

Internasional | Sabtu, 12 Oktober 2013 - 08:31 WIB

PEKANBARU (RP) - Empat Jamaah Calon Haji (JCH) Riau berkemungkinan besar akan disafariwukufkan. Tiga berasal dari Kabupaten Kampar yang tergabung dalam Kloter 10 dan satu jamaah asal Indragiri Hulu (Inhu) dari Kloter 12 embarkasi Batam.

Tiga JCH Kampar tersebut bernama Muhammad Amin bin Maddaik (75), Bukhari bin Royat Uki (72) dan Syahruddin bin Abdul Majid (69). Sedangkan jamaah Inhil bernama Esah binti Sarjo yang masih dirawat karena stroke hingga, Jumat (11/10).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Berdasarkan laporan wartawan dan kontributor Riau Pos Evi Suryati dan Novrizon dari Makkah, Esah binti Sarjo sudah tiga hari dirawat di Rumah Sakit Annur, Makkah dan hingga kemarin masih di ruangan ICU.

Sebelum dirujuk ke rumah sakit sempat dirawat di sektor 4 Makkah. Selama di Madinah dan Makkah, kondisi Esah terus menurun dan selalu ke masjid menggunakan kursi roda.   

Kabar lainnya, saat ini konsentrasi jamaah fokus persiapan pelaksanaan Wukuf di Arafah, Senin (14/10) lusa. Sementara hingga kemarin jamaah mulai terserang batuk dan flu. Untuk menghindari itu, rata-rata JCH tidak lagi ke Masjidil Haram. Ini untuk mempersiapkan fisik untuk melaksanakan Wukuf.

Di samping itu ada juga imbauan Kemenag karena jarak maktab yang cukup jauh dari Masjidil Haram sehingga harus ditempuh dengan berjalan kaki lebih dari setengah jam.  

Dijadwalkan, JCH berangkat ke Arafah yang jaraknya sekitar 21 Km dari Makkah, Ahad (13/10). Wukuf dimulai waktu zuhur pada Senin (14/10) yang ditandai dengan adzan Zuhur, khutbah Wukuf, salat Zuhur dan Ashar, dilanjutkan dengan wirid dan doa Wukuf.

Pada hari itu juga berangkat ke Muzdalifah yang berjarak 9 Km dari Arafah. Selanjutnya, saat Maghrib hingga lewat tengah malam, jamaah memungut batu untuk melontar jumrah. Baru tengah malam JCH menuju Mina yang berjarak 5 Km dari Muzdalifah.

Saat hari pertama di Mina, Selasa (15/10), JCH melontar Jumrah Aqobah. Selanjutnya pada 16-18 Oktober, JCH melontar tiga jumrah yakni Ula, Wustha dan Aqobah. Selesai melontar, kembali ke Makkah untuk melaksanakan Tawaf Ifadah dilanjutkan dengan Sai.

Saat ini, Kemenag RI sudah mengeluarkan imbauan kepada para JCH untuk tidak melaksanakan Tawaf sunnah ataupun Umrah sunnah yang menguras ketahanan fisik. Ini mengingat padatnya Masjidil Haram.

Jamaah juga diminta menjaga kesehatan dengan banyak mengonsumsi air putih dan buah-buahan dan menghindari kontak langsung dengan matahari mengingat cuaca panas. Jamaah juga diminta menggunakan masker menghindari penyebaran virus korona.

Amirul Haj Riau, Yopi Arianto menyarankan, jamaah sesudah salat di Masjidil Haram segera istirahat di maktab atau di dalam Masjidil Haram.

‘’Kurangi keluar yang tidak perlu, karena cuaca siang sangat panas dan pagi agak sejuk. Sementara waktu tinggal dua hari lagi,’’ ujar Yopi yang juga Bupati Indragiri Hulu ini.

Kabar jamaah yang terserang batuk dan flu itu juga dibenarkan Kepala Kanwil Kementerian Agama Riau H Tarmizi Tohor kepada Riau Pos di Pekanbaru, kemarin. Namun menurunnya kondisi kesehatan JCH, secara umum tidak mempengaruhi pelaksanaan rangkaian ibadah haji.

‘’Dari laporan yang saya terima memang ada beberapa JCH yang terganggu kesehatannya. Tapi tidak begitu mengkhawatikan, karena hanya terserang batuk dan flu,’’ tuturnya.

Kondisi itu, menurut Tarmizi, lebih disebabkan karena perbedaan cuaca dibandingkan di Riau. Faktor lain adalah keletihan akibat terlalu bersemangat dalam mengikuti ibadah di Tanah Suci.

Di bagian lain, Kepala Kantor Kemenag Kampar Drs H Fairus MA menyampaikan, berdasarkan informasi dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kampar H Muhammad Hakam MAg yang juga Ketua Tim Pemandu Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kampar, terkait Nafar Awal dan Nafar Tsani, masih dilakukan pendataan terhadap jamaah.

Nafar Awal sepertinya pilihan yang tidak dapat dihindari mengingat jamaah banyak usianya yang sudah tua dan uzur.

Kondisi terkini JCH Kampar dalam keadaan sehat walafiat dan bersemangat dalam melaksanakan ibadah, baik di Masjidil Haram maupun di masjid sekitar pemondokan.    

Jalan Menuju Masjidil Haram Dijejali JCH

Di bagian lain, beberapa ruas jalan menuju Masjidil Haram sudah dipadati para JCH. Bahkan kendaraan umum tak dibenarkan lagi memasuki ruas jalan menuju Masjidil Haram, Jumat (11/10).

Laporan kontributor Riau Pos, Ibnu Masud, kemarin hampir semua JCH sudah berada di Kota Makkah. Sehingga saat Salat Jumat di Masjidil Haram padat luar biasa. Kemudian arus jamaah sudah terlihat sejak pukul 10.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Jalan-jalan menuju Masjidil Haram sudah penuh sesak oleh JCH yang berjalan kaki.

Sementara akses kendaraan menuju Masjidil Haram sudah dibatasi.

Kemarin, banyak JCH berasal dari negara-negara teluk. Karena para JCH negara tersebut baru tiba di Makkah, Kamis (10/10). Di setiap masjid yang ada di Makkah mayoritas JCH asal Indonesia.

Usai salat wajib para jamaah melanjutkan kegiatan dengan mendengarkan ceramah tentang manasik haji. Pada umumnya ceramah disampaikan para dai dan lajnah dakwah yang memang khusus diperbantukan membibing para JCH.

Agar JCH Indonesia faham dengan apa yang disampaikan para dai, penerjemahnya berasal dari mahasiswa Universitas Madinah asal Indonesia.

Para penerjemah tersebut ada juga yang berasal dari Pesantren Al-Furqon di Jalan Duyung, Pekanbaru. Mereka adalah Ahmad Syakir, Arbi Fadhli, Muhammad Alfi dan Deni yang tercatat mahasiswa tahun kedua di Universitas Madinah.(why/rio/esi/dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook