Duta Besar AS Tewas dalam Protes Film Nabi Muhammad

Internasional | Rabu, 12 September 2012 - 20:51 WIB

BENGHAZI (RP) - Protes atas film produksi AS yang dinilai telah merendahkan  Nabi Muhammad di Kedutaan AS Libya menelan korban. Dikabarkan, Duta Besar Christopher Stevens menjadi salah satu korban di antara empat pejabat AS yang tewas.

Dalam aksi protes di Benghazi, orang-orang bersenjata tak dikenal menyerbu serta menembaki bangunan dan melemparkan bom buatan tangan ke dalam kompleks kedubes AS. Aksi ini kemudian dibalas oleh pasukan keamanan namun kewalahan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Meski Departemen Luar Negeri AS hanya mengkonfirmasi kematian seorang pejabat tanpa menyebutkan nama, namun seorang pejabat Libya telah membenarkan peristiwa tersebut. Duta Besar Stevens meninggal karena sesak napas akibat serangan itu.

Film yang memicu aksi demonstrasi tersebut diproduksi oleh warga negara AS asal California Sam Bacile (52) dan diposting oleh seorang ekspatriat Mesir. Kedua pria digambarkan memiliki pandangan anti-Islam. Film itu kemudian muncul dalam sebuah trailer di YouTube serta diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Atas hal ini, pemerintah Amerika Serikat hanya menyesalkan upaya pembuatan dan posting film tersebut di media social video tersebut. AS menilai aksi warga negaranya itu disengaja untuk merendahkan keyakinan agama orang lain dan tidak dapat dibenarkan. Disisi lain, departemen luar negeri AS juga mengecam aksi protes yang berlangsung anarkis.

Menurut BBC (12/9), aksi protes bersenjata di Libya terjadi karena masih banyak orang memegang senjata setelah konflik yang menggulingkan Kolonel Muammar Gaddafi tahun lalu. Selain di Libya, demonstrasi atas film tersebut juga berlangsung di Kairo, di mana demonstran melanggar kedutaan AS dan merobohkan bendera AS setengah tiang untuk menandai serangan 9/11, dan menggantinya dengan bendera Islam.

Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan besar AS di ibukota Mesir. Demonstran Mesir mengutuk apa yang mereka katakan adalah penghinaan atas Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berbicara.

"Umat Islam dan Kristen turut memprotes penghinaan tersebut," ujar salah seorang pengunjuk rasa.(esy/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook