TEHERAN (RP) - Tim penyelamat di barat laut Iran Minggu (12/8) ini disibukkan dengan upaya penyelamatan dan pencarian korban 2 gempa besar yang meratakan desa-desa di wilayah tersebut sore kemarin (11/8). Data sementara yang dirilis pemerintah menunjukkan sedikitnya 180 orang dilaporkan tewas sedangkan 1.300 lainnya terluka akibat bencana tersebut.
Dampak pasti gempa-gempa tersebut masih belum diketahui secara jelas karena upaya penyelamatan masih terlangsung berlangsung di lokasi bencana di Kota Tabriz. Pusat Seismologis Universitas Teheran menyebut 2 gempa tersebut terjadi dalam interval 11 menit dengan skala magnitude masing-masing 6,2 dan 6,0. Sementara itu, US Geological Survey yang memantau aktivitas seismologis dunia menyatakan kekuatan gempa jauh lebih besar, yaitu masing-masing 6,4 dan 6,3.
“Celakanya, jumlah korban terus bertambah dan saat ini kami mencatat 180 orang tewas dan sekitar 1,300 orang luka-luka,” Khalil Saie, kepala pusat penanganan bencana regional lokal, mengatakan kepada wartawan.
“Sampai saat ini kami tidak menerima laporan adanya korban tewas di wilayah perkotaan. Semua korban yang meregang nyawa tinggal di daerah pedesaan,” imbuhnya.
Kantor kepresidenan dalam suatu pernyataan di website menyampaikan rasa belasungkawa terhadap para warga yang berada di lokasi bencana, sekaligus meminta aparat yang bersangkutan mengeluarkan segala daya dan upaya untuk membantu para korban gempa. Kantor berita pemerintah IRNA mengatakan, setidaknya 210 orang saat ini sedang mendapat perawatan di rumah sakit.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan, sekitar 66 tim penyelamat sedang berlomba dengan waktu untuk menemukan korban selamat dengan menggunakan 40 alat berat dan 7 skuad anjing pelacak untuk mendeteksi korban yang tertimbun puing bangunan. Sedikitnya 85 ambulan juga telah dikirimkan ke area gempa.
Desa-desa yang berada disekitar kota Ahar dan Varzaqan, sekitar 60 kilometer dari Tabriz, benar-benar rata dengan tanah karena lokasi mereka yang dekat dengan episenter gempa. Banyak pemukiman warga di dekat kota tetangga Heris juga rusak akibat dampak guncangan hebat.
Gempa pertama dikabarkan terjadi sekitar pukul 16:53 (18:23 WIB) dengan pusat gempa berada dekat kota Ahar, dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa susulan yang berkekuatan hampir sama dengan yang pertama melanda daerah yang hampir sama pula beberapa menit kemudian untuk selanjutnya diikuti lebih dari 17 gempa susulan lain yang berkekuatan kurang dari 4,7 skala Richter.
Layaknya Indonesia, Iran yang mayoritas warganya Muslim terletak di lokasi lempengan bumi yang sangat rawan bergesekan dan menyebabkan gempa. Gempa terbesar yang pernah dicatat di negeri tersebut terjadi bulan Desember 2003 lalu di kota Bam dan menewaskan 31 ribu orang , atau sepertiga dari populasi setempat.(AFP/ara/jpnn)