DIIKUTI LEBIH 900 JUTA ORANG

Nyoblos Pemilu di India Pakai Elektronik, Begini Caranya

Internasional | Jumat, 12 April 2019 - 20:16 WIB

Nyoblos Pemilu di India Pakai Elektronik, Begini Caranya
Warga India mengantre untuk mendapatkan giliran menyampaikan pilihannya. (Indian Express)

NEW DEHLI (RIAUPOS.CO) - Sebagai negara yang memiliki jumlah pemilih terbesar di dunia, India kini sudah menerapkan sistem electronic voting machine (EVM) dalam pemilihan umum. Sistem itu sudah dimulai saat hari pencoblosan dimulai, Kamis (11/4/2019). Seperti diberitakan sebelumnya, warga India yang akan menyalurkan hak pilihnya sebanyak lebih dari 900 juta orang.

EVM kali pertama digunakan dalam pemilihan umum regional di Goa, salah satu negara bagian di India, pada 1989. Sistem itu dinilai sangat memberikan perubahan digitalisasi sistem pemilu. Ia mengurangi biaya untuk kertas suara.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pada dasarnya, EVM mempunyai dua perangkat, yakni balloting unit dan control unit. Balloting unit berisi tombol bertulisan nama atau simbol partai. Pada opsi terakhir, ada tombol none of those above (NOTA). Tombol itu ditujukan untuk pemilih yang tidak ingin memilih salah satu partai tetapi tidak ingin suaranya terbuang sia-sia.

Balloting unit dihubungkan dengan control unit menggunakan kabel sepanjang 5 meter. Pilihan warga pada balloting unit lantas ditransfer ke control unit yang dijaga petugas pemilu. Kerahasiaan pun terjaga.

Pada Pemilu 2019 ini, Election Commission of India (ECI) telah menetapkan total sekitar satu juta polling station (tempat pemungutan suara) di seluruh India. Jumlah itu 10 persen lebih banyak dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Sekitar lima juta staf diterjunkan untuk memperlancar jalannya pemilu.

Sebanyak 1.841 partai politik di seluruh India akan bersaing untuk memenangkan kursi di pemilu Lok Sabha ke-17 ini. Kampanye yang dilakukan partai politik lebih banyak menyasar masyarakat pengguna media sosial. ’’Saya tinggal di asrama kampus. Kemeriahan kampanye pemilu tahun ini kurang dirasa di kalangan warga. Fokusnya lebih ke media sosial. Yang viral lalu dimuat di televisi atau media umum lainnya,’’ kata Arighna Mitra, mahasiswa dari IIT Roorkee.

Dia mengaku tak ikut pemilu. Tak ada libur dari universitas. Dan, untuk pergi ke tempat yang ada namanya dalam daftar pemilih, dia tak sanggup. Biayanya mahal. Memang, banyak warga India yang tak menggunakan hak pilih. Tak ada libur yang cukup dari institusi atau tempat mereka belajar.(*)

Sumber: JPNN.com
Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook