AMERIKA SERIKAT (RIAUPOS.CO) - Bakal calon Presiden Amerika Serikat asal Republik, Donald Trump seakan kena batunya. Pernyataannya tentang orang Islam di depan publik pendukungnya beberapa hari lalu langsung mendapat reaksi masyarakat dunia. Salah satu dampak langsungnya adalah tindakan boikot terhadap barang-barang yang diproduksi perusahaan miliknya.
Trump bahkan disebut tidak tahu malu, karena hampir mayoritas bisnis multi internasionalnya berbasis di negara-negara Islam, seperti Dubai, Azerbaijan dan termasuk Indonesia.
Tidak hanya kecaman, beberapa negara mayoritas Islam kini mulai memberi ’pelajaran’ pada taipan real estate itu. Sejumlah toserba besar di kawasan Timur Tengah, telah memutuskan untuk tak menjual lagi produk dari perusahaan Trump.
Beberapa produk Trump itu seperti lampu, cermin dan kotak perhiasan. Dengan disain elegan dan ekslusif, produk-produk Trump itu sudah lama menjadi barang laris di beberapa negara seperti Uni Emirat Arab, Kuwait, Arab Saudi dan Qatar.
Namun begitu mendengar pernyataan Trump, perusahaan pemasok utama, Landmark, memutuskan untuk tidak lagi mengimpor dan menjual barang-barang dari perusahaan asal Amerika itu.
Pernyataan penghentian penjual tersebut datang langsung dari CEO Landmark, Sachin Mundhwa. "Menyusul laporan terbaru yang dibuat oleh bakal calon presiden AS di media, kami menangguhkan penjualan semua produk dekorasi dari Trump Home," katanya.
Sebelumnya kecaman pada Trump juga datang dari rakyat Inggris. Terlebih setelah dalam pernyataannya, Trump menyebut bahwa aksi teror di Amerika, tak lepas dari kesalahan London yang tak bisa mengantisipasi radikalisasi.
Lebih dari seperempat juta warga Inggris dilaporkan sudah menandatangani petisi untuk melarang Trump menginjakkan kaki di negara itu. Petisi ini diluncurkan oleh Suzanne Kelly. Sosoknya dikenal sebagai anti Trump. Terakhir ia juga menolak keberadaan lapangan golf milik Trump di Aberdeenshire.
Begitu petisi diumumkan, ratusan warga Inggris langsung ikut bergabung memberikan dukungan. Perdana Menteri Inggris secara khusus sudah menyatakan bahwa pernyataan Trump sangat tidak baik, justru bagi Amerika sendiri.
Tak hanya di situ, kecaman global atas pernyataan Trump juga sampai ke dunia pendidikan. Robert Gordon University di Aberdeen, mengumumkan bahwa mereka telah mencabut gelar kehormatan yang diberikan kepada Trump pada tahun 2010 lalu.
’’Sejumlah pernyataannya yang kontroversial, tidak sesuai dengan nilai-nilai universitas,’’ kata pengumuman resmi kampus.
Sementara Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon juga ikut mengumumkan pencopotan Trump sebagai duta bisnis untuk Skotlandia. Trump dinilai sebagai sosok politikus yang menakuti dunia dan penyebar kebencian, sehingga dinilai tak layak mewakili komunitas manapun, tidak juga untuk Amerika.
Kecaman pada Trump awalnya juga sudah datang dari internal partainya sendiri. Padahal selama ini Partai Republik terbiasa untuk tidak berkomentar atas apapun pernyataan kandidat calon mereka. Namun Partai Republik menyatakan bahwa pernyataan Trump bukanlah mewakili partai.
Sementara Gedung Putih sudah mendesak agar Partai Republik mencoret Trump dari daftar calon Presiden. Karena pernyataan-pernyataannya sangat bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi yang dianut masyarakat Amerika.(afz)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga