Myanmar Beri Akses Jusuf Kalla ke Rakhine

Internasional | Sabtu, 11 Agustus 2012 - 08:52 WIB

JAKARTA (RP) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla, Sabtu (10/8) hari ini mengunjungi wilayah konflik antar etnis di Provinsi Rakhine di pesisir barat Myanmar.

Kalla akan menjadi rombongan internasional pertama yang bisa masuk untuk melihat sumber masalah yang memicu eksodus pengungsi dari etnis Rohingya dari Myanmar.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Lampu hijau dari pemerintah Myanmar diberikan setelah Jusuf Kalla bersama Asisten Sekjen OKI Atta Abdul Mannan dan Presiden Bulan Sabit Merah Qatar Mohamed Ghanim Al-Maadheed bertemu Presiden Myanmar U Thein Sein di Istana Kepresidenan di Nay Pyi Daw, Myanmar, Jumat (10/8).

Ikut dalam rombongan tersebut mantan juru runding Perundingan Helsinki Hamid Awaluddin dan Dubes RI untuk Myanmar Sebastianus Sumarsono.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden U Thein Sein menyesalkan pemberitaan yang menyebutkan konflik antar etnis tersebut dipicu masalah agama.

U Thein Sein menegaskan, pertikaian di wilayah tersebut tersebut dipicu aksi kriminalitas yang berujung pada konflik komunal.

‘’Karena itu, kita mengingatkan kepada Pemerintah Myanmar untuk segera menyelesaikan konflik komunal ini sebelum mengarah ke konflik agama,’’ kata Jusuf Kalla dalam keterangan tertulis yang dikirimkan Humas PMI.

Mantan wakil presiden ini menegaskan, simpang siur pemberitaan disebabkan adanya anggapan Pemerintah Myanmar yang belum terbuka. Masyarakat internasional kemudian menjadi salah tafsir atas apa yang terjadi di provinsi tersebut.

‘’Karena itu, Presiden Myanmar meminta kita untuk melihat langsung apa yang terjadi di Sitwee, ibukota Rakhine,’’ terangnya.

Menteri Sosial Kesejahteraan dan Penempatan Kembali Myanmar U Aung Kyi dalam keterangannya menegaskan, Pemerintah Myanmar telah berusaha agar konflik antar etnis segera berakhir.

Myanmar juga sudah bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga non-pemerintah lainnya dalam meredakan konflik ini.

‘’Saat ini setidaknya terdapat 60 ribu pengungsi yang terimbas konflik tersebut. Dan kita ingin mereka kembali lagi ke rumahnya begitu konflik ini selesai,’’ katanya.(noe/jpnn/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook