Balas Suriah, Amerika Kirim Donald Cook

Internasional | Rabu, 11 April 2018 - 10:15 WIB

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Serangan senjata kimia di Douma, Suriah, yang merenggut setidaknya 70 nyawa menuai respons dari Dewan Keamanan (DK) PBB. Mereka mengadakan rapat darurat pada Senin (9/4). Bersamaan dengan itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana membalas pelaku serangan pada Sabtu (7/4) tersebut.

Pelaku yang dimaksud Trump adalah Pemerintah Suriah dan sekutunya. Siapa pun yang terlibat, menurut presiden 71 tahun itu, harus membayar mahal. ’’Ada banyak opsi militer yang tersaji. Kami akan mengumumkannya. Mungkin malam ini (Senin malam) atau setelahnya,’’ ujarnya di Gedung Putih sebagaimana dikutip Associated Press.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebelum memimpin pertemuan tertutup dengan para petinggi militer AS, Trump sempat melayani pertanyaan beberapa awak media. Salah satunya terkait dengan kemungkinan peran Presiden Vladimir Putin di balik serangan senjata kimia. ’’Ya, bisa saja. Jika terlibat, dia (Putin) harus bertanggung jawab. Semua orang harus membayar perbuatan mereka. Dia juga,’’ katanya.

 Menteri Pertahanan Jim Mattis dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford hadir dalam pertemuan Senin sore tersebut. Kepada media, mereka mengakui bahwa AS sangat mungkin bakal melancarkan aksi militer ke Suriah. Kini kapal perang USS Donald Cook menuju sisi timur Laut Mediterania setelah singgah di Siprus.

 Kapal itu dilengkapi dengan rudal Tomahawk. Di forum DK PBB, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengajak negara-negara sekutu AS menindak Suriah. Dia menyebut penggunaan senjata kimia di Douma tersebut sebagai bukti ketidakpatuhan Presiden Bashar Al Assad terhadap hukum internasional. Sebab, Organisasi Antisenjata Kimia (OPCW) dan PBB sudah memerintah Syria memusnahkan seluruh persediaan senjata kimianya pada 2013.

Namun, sampai sekarang rezim Assad menyimpan senjata kimia. Bahkan menggunakannya untuk menyerang warga sipil. Mattis pun menyalahkan Rusia. Menurut dia, Rusia yang menjadi sekutu rezim Assad dalam Perang Suriah gagal menjalankan kewajibannya sebagai anggota OPCW. ’’Seharusnya Rusia bisa menjamin bahwa Suriah telah benar-benar memusnahkan seluruh senjata kimianya,’’ tuturnya sebagaimana dilansir Reuters.

Kemarin (10/4) Moskow menegaskan bahwa tuduhan keterlibatan Rusia dalam serangan kimia di Douma itu tidak berdasar. Apalagi, serangan kimia tersebut masih bersifat dugaan. Sebab, tidak ada bukti yang menunjukkan serangan tersebut di lokasi yang dimaksud. ’’Tim kami sudah terjun ke lokasi kejadian dan tidak ada tanda-tanda serangan kimia di sana,’’ terang seorang pejabat militer Rusia kepada BBC.

Dari Moskow, Yevgeny Serebrennikov dari Komite Pertahanan Dewan Federasi Rusia mengundang para pakar senjata kimia OPCW untuk meninjau langsung lokasi kejadian. ’’Kami ingin OPCW melakukan fungsinya. Pasukan Rusia akan menjamin keamanan mereka selama berada di Suriah,’’ ujarnya sebagaimana dilaporkan Kantor Berita RIA Novosti. Dia yakin OPCW tidak bakal menemukan jejak senjata kimia di sana.(hep/c14/pri/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook