SEOL (RIAUPOS.CO) - CINA merealisasikan ancamannya. Negeri Tirai Bambu itu membalas negara-negara yang menerapkan aturan ketat pada penduduk Cina yang ingin berkunjung. Korea Selatan (Korsel) dan Jepang menjadi dua negara yang diberi ‘’sanksi'' paling awal.
Mulai Selasa (10/1), Kedutaan dan Konsulat Cina di Seoul menangguhkan penerbitan visa jangka pendek untuk warga negara Korsel. Penangguhan berlaku untuk visa bisnis, wisata, perawatan medis dan transit. Kebijakan tersebut akan disesuaikan lagi jika Korsel mencabut larangan-larangan untuk warga Cina terkait Covid-19.
''Sangat disesalkan bahwa sejumlah kecil negara masih bersikeras mengadopsi pembatasan masuk yang diskriminatif terhadap Cina dengan mengabaikan fakta ilmiah dan situasi endemi sebenarnya di negara mereka sendiri,'' ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin seperti dikutip South China Morning Post.
Pengetatan sejumlah negara itu terkait dengan lonjakan kasus Covid-19 di Cina. Tidak terkecuali Korsel. Seoul memberlakukan wajib tes dengan hasil negatif Covid-19 sebelum keberangkatan. Negeri Ginseng juga menangguhkan pengeluaran visa jangka pendek untuk warga Cina hingga 31 Januari mendatang. Visa hanya dikeluarkan untuk warga Cina yang merupakan pejabat publik, diplomat, bisnis dan pekerja kemanusiaan.
Berdasarkan data yang dirilis pemerintah Korsel, ada 2.224 warga Cina pemegang visa jangka pendek yang mendarat di Seoul sejak 2 Januari. Sebanyak 17,5 persennya dinyatakan positif pasca tes saat kedatangan. Salah satu warga Cina yang positif ini sempat melarikan diri karena tidak mau dikarantina.
Tak cukup sampai di situ, penerbangan Korsel-Cina dibatasi hanya di bandara internasional Incheon, Seoul saja. Penerbangan dari Cina menuju Busan, Daegu dan Jeju ditangguhkan. Padahal selama ini Pulau Jeju menjadi destinasi wisata bagi turis asing. Kebijakan itu juga berlaku untuk penerbangan dari wilayah Hongkong dan Macau.
''Kami sekali lagi menyerukan kepada negara-negara terkait untuk tidak terlibat dalam manipulasi politik, melakukan praktik diskriminatif, dan mempengaruhi pertukaran personel normal serta kerja sama antar negara,'' tegas Wang.
Otoritas Cina di lain pihak tidak merinci terkait penangguhan visa untuk warga Jepang. Namun Kyodo News Agency menyebut beberapa industri perjalanan melaporkan bahwa Cina menghentikan sementara pengeluaran visa untuk pelancong Jepang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Lim Soo menyesalkan tindakan Cina. Padahal, pemerintah Korsel sudah menyampaikan situasi di lapangan kepada Tiongkok melalui saluran diplomatik. Di lain pihak Perdana Menterii Korsel Han Duck-soo justru mengambil sikap lebih tegas.
''Kami akan bersiap untuk mengambil tindakan yang lebih keras jika situasinya memburuk. Yaitu jika kami melihat peningkatan infeksi yang cepat dari kedatangan pelancong atau munculnya varian baru,'' terang Han.
Bagi Korsel sendiri, pembatasan turis Cina adalah keputusan berat. Berdasarkan data Kementerian Kebudayaan, pada 2019 dan 2020 tercatat bahwa proporsi terbesar turis asing di negara tersebut berasal dari Beijing. Yaitu mencapai 34,4 persen dan 27,2 persen.(sha/bay/esi)
Laporan JPG, SEOL