DENPASAR (RP) - Di sela pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) V di Nusa Dua, Bali, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan Perdana Menteri Turki, Recep Tayeb Erdogan.
Dalam pertemuan di Hotel Westin itu, Erdogan mengajak Indonesia memecahkan masalah etnis Rohingya.
‘’Pemerintah Turki melobi Indonesia karena dianggap lebih dekat dan lebih paham. Dan, memang kita harus membantu,’’ kata Jusuf Kalla, Jumat (9/11).
‘’Rohingya sekarang ini masih menuai banyak masalah teknis dan kepemimpinan. Karena itu kita akan bertemu lagi,’’ ucapnya.
Selama ini, tambah Kalla, negara berpenduduk mayoritas Islam yang telah masuk ke Myanmar terkait masalah Rohingya baru Indonesia dan Turki.
Yang lain belum bisa masuk. Kendati sudah bisa masuk ke Rohingya, tim Turki dan Indonesia tetap mengalami kendala.
‘’Hambatannya karena masyarakat Buddha itu menganggap seakan-akan kami hanya mau membantu masyarakat Muslim. Padahal sebenarnya kami akan bantu kedua-duanya. Nanti saya akan ke sana lagi menjelaskan bahwa ini bukan hanya membantu salah satu pihak saja tapi membantu kedua-duanya. Mengurai masalah,’’ tutur Kalla.
Bantuan yang dibutuhkan masyarakat di sana adalah perumahan. Untuk itu, Indonesia bertekad membantu mendirikan pemukiman masyarakat Rohingya yang hancur akibat kerusuhan.
“Soal teknisnya, itu bisa dibuat di sini. Materialnya dibuat di sini kemudian langsung dikirim ke sana. Di mana yang ditentukan kami akan bangun nanti pada waktunya,” jelasnya.
Kalla menambahkan, hingga kini tim dari PMI yang berjumlah 10 orang masih bertahan di Rohingya. Mereka membawa bantuan berupa makanan dan shelter sementara. Selain itu, tim dari PMI juga ikut memperbaiki saluran dan sanitasi air.(viv/int/jpnn)