MAKKAH (RP) - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah menutup penerimaan Jamaah Calon Haji (JCH) dari seluruh dunia (closing date), Rabu (9/10) malam tadi.
Dengan penutupan itu para JCH dipastikan sudah tidak bisa masuk lagi ke Makkah. Baik melalui jalur udara, darat, maupun laut. Polisi setempat akan melakukan screening di setiap wilayah perbatasan.
‘’Setelah semua jamaah tiba di sini, mudah-mudahan semuanya lancar dan bisa menjalankan ibadah dengan baik,’’ kata Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PHU), Anggito Abimanyu di Kantor Urusan Haji Indonesia di Madinah kemarin.
Data dari sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu (Siskohat), enam kelompok terbang (Kloter) yang masuk terakhir lewat Bandara King Abdul Aziz Jeddah adalah Banjarmasin (BDJ) 13, Palembang (PLM) 17, Solo (SOC) 17, Surabaya (SUB) 64, Ujungpandang (UPG) 32, dan Medan (MES) 16. Kloter MES 16 paling akhir tiba di Jeddah tadi malam.
Hingga pukul 14.30 Waktu Arab Saudi (WAS) atau pukul 18.30 WIB, total jamaah Indonesia yang sudah tiba di Arab Saudi ada sebanyak 156.301 jamaah (389 kloter).
Dari total calon jamaah haji reguler yang terdaftar, terdata 135 orang yang tertunda dan 91 orang batal berangkat menunaikan ibadah haji itu.
Jumlah jamaah wafat hingga kemarin ada 55 orang dan yang menjalani rawat inap 847 orang. Dari jumlah yang wafat itu terbanyak berasal dari Embarkasi Solo ada sebanyak 14 orang.
Sebagian besar meninggal di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) ada 21 orang, pemondokan 10 orang, dan meninggal di masjid ada 6 orang.
Mayoritas penyakit penyebab jamaah meninggal dunia adalah sistem sirkulasi seperti serangan jantung ada 34 orang. Mereka yang meninggal rata-rata di atas usia 60 tahun dengan jumlah ada 36 orang.
Menurut Anggito, selain akan dibadalkan haji oleh pemerintah melalui tenaga yang dibiayai pemerintah, juga akan mendapat asuransi. Besarnya berkisar Rp35 jutaan per orang. Namun, mereka yang meninggal di penerbangan juga mendapat asuransi tambahan dari maskapai bersangkutan.
Besarnya sekitar Rp100 jutaan. ‘’Nanti yang akan mengurus adalah ahli warisanya,’’ katanya didampingi Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Akhmad Djauhari.
Lebih lanjut Anggito menambahkan, jika pada musim haji tahun ini, pihak Kemenag relatif membatasi calon jamaah berusia lanjut untuk berhaji, tahun depan kemungkinan akan kembali memprioritaskan mereka.
Dengan demikian, mereka tidak masuk daftar tunggu terlalu lama. Misalnya, mereka yang sudah berusia 80 tahun. ‘’Kebijakan itu seperti kita terapkan pada tahun kemarin,’’ ujarnya.
Makkah Hujan
Berdasarkan laporan kontributor Riau Pos, Ibnu Masud dari Makkah, Rabu (9/10), hujan mengguyur Kota Makkah kemarin sore. Angin bertiup kencang disertai suara guntur yang bergemuruh.
Dikatakan, Ibnu Masud, hujan dengan intensitas cukup deras ini membasahi Makkah selepas salat Ashar sekitar pukul 16.15 WAS.
Sejumlah jamaah selesai salat terlihat berlarian menuju ke penginapan mereka. Ada yang menutupi kepala mereka dengan sorban, sajadah maupun koran dan plastik.
Hujan ini membuat udara di Makkah menjadi lebih sejuk. Jalanan yang berdebu tersapu dan basah oleh guyuran air hujan. Dikatakan dia di lokasi wukuf atau di Arafah hujan berserta angin membuat hampir semua tenda di Arafah rubuh dan terendam banjir. Bahkan beberapa tempat air hujan merendam beberapa kendaran petugas yang sedang diparkir.
Sementara pihak otoritas terminal haji memberikan batas maksimal lama pelayanan saat kedatangan hanya tiga jam. Alhamdulillah, rata-rata tidak sampai dua jam seluruh jamaah sudah bisa berangkat dengan bus naqabah yang telah dipersiapkan.
Dilaporkannya, bahwa kondisi di Kota Makkah sudah padat. Jalan-jalan arah menuju ke Masjidil Haram penuh sesak oleh JCH. Karena JCH dari seluruh dunia sudah berdatangan ke Makkah sejak 15 hari yang lalu.
Pihak autoritas terminal haji memberikan batas maksimal lama pelayanan saat kedatangan hanya tiga jam. Alhamdulillah, rata-rata tidak sampai dua jam seluruh jamaah sudah bisa berangkat dengan bus naqabah yang telah dipersiapkan.
Dilaporkannya, bahwa kondisi di Kota Makkah sudah padat. Jalan-jalan arah menuju ke Masjidil Haram penuh sesak oleh JCH. Karena JCH dari seluruh dunia sudah berdatangan ke Makkah sejak 15 hari yang lalu.
Kondisi Makkah yang penuh sesak itu tak menyulitkan bagi JCH yang ingin melaksanakan tawaf di Masjidil Haram. Sebab sudah beberapa hari ini untuk dua dan tiga Masjidil Haram sudah bisa dipakai untuk tawaf.
Kekhawatiran yang selama ini tidak selesainya pekerjaan jelang musim haji tidak terbukti. Bisa dikatakan para pekerja pelebaran Masjidil Haram luar biasa.
Mengapa begitu, di mana JCH sudah mulai membeludak dan sudah berkumpul semua di Makkah lantai dua dan lantai tiga sudah bisa dipakai untuk tawaf atau sudah selesai. Dikatakan dia, melalui televisi live 24 jam seluruh dunia bisa menyaksikan perkembangan renovasi Masjidil Haram itu.
Selain kepadatan JCH di Makkah, jamaah asal Indonesia masih tetap ramai yang melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Walaupun letak perumahan atau maktab jamaah cukup jauh dan paling dekat 2 Km dari Masjidil Haram.
Para JCH tetap semangat untuk melaksanakan ibadah salat wajib lima waktu dan ibadah sunat di Masjidil Haram.
Kondisi Makkah yang penuh sesak itu tak menyulitkan bagi JCH yang ingin melaksanakan tawaf di Masjidil Haram. Sebab sudah beberapa hari ini untuk dua dan tiga Masjidil Haram sudah bisa dipakai untuk tawaf.
Kekhawatiran yang selama ini tidak selesainya pekerjaan jelang musim haji tidak terbukti. Bisa dikatakan para pekerja pelebaran Masjidil Haram luar biasa.
Mengapa begitu, di mana JCH sudah mulai membeludak dan sudah berkumpul semua di Makkah lantai dua dan lantai tiga sudah bisa dipakai untuk tawaf atau sudah selesai. Dikatakan dia, melalui televisi live 24 jam seluruh dunia bisa menyaksikan perkembangan renovasi Masjidil Haram itu.
Selain kepadatan JCH di Makkah, jamaah asal Indonesia masih tetap ramai yang melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Walaupun letak perumahan atau maktab jamaah cukup jauh dan paling dekat 2 Km dari Masjidil Haram.
Para JCH tetap semangat untuk melaksanakan ibadah salat wajib lima waktu dan ibadah sunat di Masjidil Haram.
Beri Waktu Tiga Jam
Berdasarkan laporan kontributor Riau Pos, Ibnu Masud dari Makkah, Rabu (9/10) kemarin merupakan kedatangan terakhir Jamaah Calon Haji (JCH) gelombang kedua di Bandara King Abdul Azis Jeddah.
Pihak autoritas terminal haji memberikan batas maksimal lama pelayanan saat kedatangan hanya tiga jam. Alhamdulillah, rata-rata tidak sampai dua jam seluruh jamaah sudah bisa berangkat dengan bus naqabah yang telah dipersiapkan.
Dilaporkannya, bahwa kondisi di Kota Makkah sudah padat. Jalan-jalan arah menuju ke Masjidil Haram penuh sesak oleh JCH. Karena JCH dari seluruh dunia sudah berdatangan ke Makkah sejak 15 hari yang lalu.
Kondisi Makkah yang penuh sesak itu tak menyulitkan bagi JCH yang ingin melaksanakan tawaf di Masjidil Haram. Sebab sudah beberapa hari ini untuk dua dan tiga Masjidil Haram sudah bisa dipakai untuk tawaf.
Kekhawatiran yang selama ini tidak selesainya pekerjaan jelang musim haji tidak terbukti. Bisa dikatakan para pekerja pelebaran Masjidil Haram luar biasa. Mengapa begitu, di mana JCH sudah mulai membeludak dan sudah berkumpul semua di Makkah lantai dua dan lantai tiga sudah bisa dipakai untuk tawaf atau sudah selesai.
Dikatakan dia, melalui televisi live 24 jam seluruh dunia bisa menyaksikan perkembangan renovasi Masjidil Haram itu.
Selain kepadatan JCH di Makkah, jamaah asal Indonesia masih tetap ramai yang melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Walaupun letak perumahan atau maktab jamaah cukup jauh dan paling dekat 2 Km dari Masjidil Haram.
Para JCH tetap semangat untuk melaksanakan ibadah salat wajib lima waktu dan ibadah sunat di Masjidil Haram.(hud/jpnn/esi)