Istri Muhammad Mursi, Pimpin Demonstrasi

Internasional | Sabtu, 10 Agustus 2013 - 07:43 WIB

KAIRO (RP) - Misteri keberadaan Naglaa Ali Mahmoud terjawab sudah. Kamis lalu (8/8), istri mantan Presiden Muhammad Mursi itu tampil di hadapan publik. Dia bergabung dengan ribuan pengunjuk rasa lain yang menuntut militer mengembalikan jabatan tokoh 62 tahun yang kini mendekam di salah satu penjara pemerintah di ibu kota.

’’Insya Allah, suami saya akan kembali (berkuasa),’’ ujar perempuan 51 tahun tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dia lantas berpesan kepada para pendukung Mursi supaya tidak berhenti menyuarakan aspirasi mereka melalui aksi turun ke jalan. Dia juga mengimbau mereka tidak gentar pada pemerintahan interim yang sejak pekan lalu memerintahkan massa pro-Mursi untuk berhenti protes.

Bersama salah seorang putrinya, wanita berjilbab itu mengawali pidato di halaman Masjid Rabiyah al-Adawiyah tersebut dengan bacaan ayat suci Alquran. Dia lantas menyebut keberadaan Islam di Mesir sebagai kabar baik. ’’Kita adalah pemenang,’’ serunya. Dia yakin, protes yang dilakukan para pendukung Mursi sejak 3 Juli lalu akan membuahkan hasil yang manis.

Munculnya Naglaa dalam aksi pendudukan di halaman masjid Kota Nasr itu sekaligus menepis rumor yang menyebutkan bahwa dia disekap bersama Mursi. Rumor tersebut lahir karena ibu lima anak itu tidak pernah lagi muncul di hadapan publik sejak 3 Juli lalu. Massa pro-Mursi menyebut peristiwa 3 Juli lalu sebagai kudeta militer. Tapi, pemerintahan interim menyebutnya sebagai penegakan demokrasi.

Dalam kemunculan perdananya saat umat muslim Mesir merayakan Idul Fitri tersebut, Naglaa tidak sedikit pun berbicara soal keberadaannya selama ini. Didampingi salah seorang putrinya yang Kamis lalu mengenakan busana muslim berwarna biru, nenek tiga cucu itu terlihat sehat dan baik-baik saja. Di atas podium darurat tersebut, dia memompa kembali semangat para pendukung Mursi.

Bagi masyarakat Mesir, Naglaa bukanlah sosok yang asing. Sebab, perempuan berkacamata tersebut adalah tokoh yang berkarakter. Selama mendampingi Mursi di Istana Presiden, dia tidak pernah mau menyandang istilah Ibu Negara. Dia lebih memilih julukan istri presiden, pelayan utama atau Umm Ahmed yang artinya Ibu Ahmed (nama putra pertamanya).

Kamis lalu, massa pro-Mursi menjadikan halaman masjid di salah satu kawasan pinggir ibu kota itu layaknya tempat resepsi. Mereka mendirikan taman bermain untuk anak-anak dan kedai-kedai kopi di sela lautan tenda yang berdiri sejak 3 Juli lalu. Bertepatan dengan Idul Fitri, mereka merayakan hari kemenangan umat Islam bersama-sama.

Naglaa mengaku sengaja menemui para pendukung Mursi saat perayaan Idul Fitri. Salah satu tujuannya adalah untuk menjalin tali silaturahmi. Karena itu, dia pun mengajak anak-anaknya ke basis pertahanan massa pro-Mursi tersebut Kamis lalu. Saat diberi kesempatan untuk berpidato, anak-anak Mursi menyerukan kembali tuntutan agar militer membebaskan ayah mereka.

Meski pertemuan Naglaa dan massa pro-Mursi berlangsung dalam nuansa damai, sejumlah aparat tampak tetap bersiaga di sekitar masjid. Lengkap dengan helm dan tongkat, mereka mengawasi kerumunan dari balik benteng karung pasir. Pemerintah interim menegaskan bahwa mereka akan menindak tegas para demonstran yang nekat berunjuk rasa.

Namun, tampaknya, aparat tidak akan merazia pada masa Idul Fitri seperti sekarang. Sejumlah pengamat politik mengatakan bahwa militer baru akan menindak para pengunjuk rasa mulai pekan depan. ’’Kami sudah siap menghadapi aksi pemerintah. Kami tidak takut. Kami berada di sini untuk membela tanah air kami dan membela Islam,’’ kata Mahmoud Abyad, salah seorang pengunjuk rasa. (AP/hep/c17dos)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook