Ekonomi AS Terus Melambat

Internasional | Selasa, 10 Juli 2012 - 06:46 WIB

WASHINGTON (RP) - Melambatnya pertumbuhan ekonomi AS kemungkinan besar akan berlanjut untuk sekian lama.

Gejala ini muncul setelah banyak perusahaan di Negeri Paman Sam yang menunda investasi dan perekrutan tenaga baru di tengah belum menentunya perekonomian dunia.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Penilaian itu disampaikan seorang pejabat Bank Sentral AS (The Fed) hari ini dalam suatu forum di Bangkok, Thailand, tulis kantor berita Reuters.

‘’Tampaknya kalangan firma malah kian tidak pasti dalam menghadapi meningkatnya ketidakpastian ekonomi global,’’ kata Eric Rosengren, Presiden The Fed untuk Kota Boston.

Dia saat itu diundang untuk berbicara dalam pertemuan Sasin Bangkok Forum. Dalam pidatonya, Rosengren mengingatkan akan lemahnya pemulihan di pasar tenaga kerja AS dan, selama lebih dari tiga tahun setelah dihantam resesi, masih banyak warga Amerika yang menganggur.

Di kawasan lain, ujar Rosengren, juga terjadi sejumlah masalah yang pemecahannya belum terlihat jelas.

Eropa masih berkutat pada krisis utang, banyak negara berjuang mengatasi besarnya defisit anggaran, dan perbankan global juga dilanda masalah tersendiri. ‘’Ini yang menjelaskan pertumbuhan lambat kemungkinan akan berlanjut untuk sekian lama,’’ lanjut Rosengren.

Dia menyoroti melemahnya aktivitas ekonomi di banyak tempat - termasuk di dua kekuatan utama dunia, yaitu AS dan China - sementara Eropa tampaknya sudah memasuki masa resesi.

‘’Ini mencerminkan keprihatinan luas bahwa perdagangan global mungkin terganggu bila terjadi gejolak keuangan internasional dan kalangan pebisnis menunda perekrutan dan investasi hingga propek global jadi lebih pasti,’’ kata Rosengren.   

Pekan lalu, sejumlah bank sentral - termasuk Cina dan Eropa - secara tidak terduga menerapkan langkah yang melonggarkan kebijakan moneter masing-masing. Langkah ini pun dianggap jadi peringatan akan kondisi ekonomi dunia saat ini.

AS pada Jumat pekan lalu disodori data yang kurang memuaskan soal pertumbuhan tenaga kerja baru dalam empat bulan berturut-turut hingga Juni lalu. Ini bisa memaksa The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter mereka.(bbc/int/izl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook