JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Setelah larut dalam kebahagiaan menyambut kemenangan voting dan lolos menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, Menlu Retno Marsudi menyampaikan sejumlah misi strategis yang dibawa Indonesia. Salah satunya adalah mendorong budaya habit of dialogue (pembiasaan dialog) dalam penyelesaian konflik.
“Alhamdulillah, Indonesia berhasil terpilih kembali sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,” katanya melalui pesan tertulis yang diterima, Sabtu (9/6). Retno sendiri masih berada di New York, Amerika Serikat. Menurut dia, keberhasilan menjadi anggota tidak tetap DK-PBB merupakan kepercayaan masyarakat internasional kepada Indonesia dan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa. Khususnya para diplomat Indonesia.
Sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2020, Indonesia bakal memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global. Caranya, Indonesia mendorong kebiasaan berdialog dalam menyelesaikan konflik atau sengketa.
Melalui dialog, penyelesaian konflik bisa dilakukan dengan damai. Kemudian, Indonesia juga berusaha meningkatkan kerja sama antarorganisasi kawasan dengan DK PBB. Khususnya untuk urusan menjaga keamanan. “Serta meningkatkan kapasitas pasukan perdamaian PBB, termasuk peran perempuan,” jelas dia.
Selain misi-misi tadi, dia juga menyebutkan nasib Palestina juga akan menjadi perhatian Indonesia. Khususnya selama menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Untuk DK PBB sendiri, Retno mengatakan Indonesia akan mengajak seluruh anggota untuk membuat DK PBB bekerja lebih efisien, efektif, dan akuntabel. Kondisi itu perlu untuk menghadapi berbagai tantangan keamanan dan perdamaian global.
Anggota Komisi I DPR (membidangi luar negeri) Roy Suryo mengapresiasi lolosnya Indonesia untuk keempat kalinya menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Menurut dia, komitmen Indonesia ke depan di dalam DK PBB sangat menarik. Mulai memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global, sinergi negara-negara dengan DK PBB, hingga mendorong upaya bersama memberantas terorisme, radikalsime, serta ekstremisme.
Komitmen membawa isu memperjuangkan Palestina ke dalam DK PBB oleh pemerintah Indonesia juga mendapatkan apresiasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia, Indonesia dengan kekuatan diplomasinya memang sewajarnya memperhatikan negara-negara Islam yang masih bergejolak. “Di antaranya adalah Palestina,” kata Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Sa’adi, Sabtu (9/6) malam.
Menurut dia, MUI secara kelembagaan dan masyarakat Indonesia secara umum patut mengapresiasi kinerja pemerintah sehingga lolos jadi anggota tidak tetap DK PBB. Posisi strategis yang sudah lama ditunggu itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Seperti menggalang dukungan dunia untuk mendukung negara-negara yang masih terbelakang.(wan/oki/jpg)