CAPE TOWN (RP) - Eks Presiden Afrika Selatan (Afsel) Nelson Mandela dilarikan ke rumah sakit Sabtu (8/6) dalam kondisi serius dikarenakan kambuhnya infeksi paru-paru yang telah menggregotinya beberapa bulan terakhir.
Pemimpin anti apartheid berusia 94 tahun ini, sebelumnya telah dirawat di rumah sakit tiga kali sejak Desember 2012 karena kesehatannya yang terus turun sejak beberapa tahun terakhir.
Menurut juru bicara kepresidenan, Mac Maharaj dalam saluran berita Afsel, kalau Mandela dalam kondisi yang stabil tapi dalam situasi yang sangat serius. "Situasinya (Mandela) serius saat ini. Tapi dokter telah meyakinkan kami bahwa dia dalam kondisi yang baik," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini seluruh anggota keluarga Mandela sementara menemaninya di rumah sakit di Pretoria dan tetap di samping tempat tidurnya. Ia juga mengatakan, Graca Machel, istri Mandela membatalkan kehadirannya pada pertemuan puncak kelaparan di London untuk tetap berada di sisi suaminya.
Mandela yang menjadi simbol kuat dari perjuangan melawan dekade pemerintahan minoritas putih ini, sangat rentan terhadap masalah pernapasan karena tertular tuberkulosis selama 27 tahun karirnya di balik jeruji besi di bawah apartheid.
Maharaj menuturkan, perawatan Mandel sangat diperlukan untuk memberikan kesempatan pemulihan. Ia juga menambahkan kalau saat ini Mandel sadar dan mampu bernapas sendiri dan berkomunikasi dengan kerabat di samping tempat tidurnya. "Dia memiliki semangat yang baik. Dia adalah seorang pejuang dan ia akan bersama kami dalam pertempuran," tambahnya.
Sebelumnya, sebuah pernyataan keluar Presiden Jacob Zuma, yang mengatakan kondisi Mandela sedang buruk. "Selama beberapa hari terakhir, infkesi paru-paru mantan Presiden Nelson Mandela kambuh. Dan pagi ini sekitar pukul 01.30, kondisinya memburuk dan ia dipindahkan ke rumah skit Pretoria," katanya.
Dikatakannya, Mandel yang akan merayakan ulang tahun ke-95 bulan depan, sedang menerima perawatan ahli medis dan para dokter melakukan segala cara uuntuk membuatnya merasa lebih baik dan nyaman.
Sekedar diketahui, semangat memaafkan Mandela dan kepercayaan rekonsiliasi rasial membantu mempertahankan Afsel saat ketegangan ekstrim sampai pada pemilihan umum 1994. Pemenang Nobel Perdamaian ini juga menjadi Presiden Afsel pertama yang terpilih secara demokratis di Afrika Selatan pada tahun itu.
Ia juga merupakan publik figur yang sangat kuat beberapa dekade terakhir, yang dilengkapi dengan karisma, memori yang kuat dan bakat yang luar biasa untuk mengartikulasikan aspirasi rakyat dan menang dari orang-orang yang menentangnya.
Sejak pengunduran dirinya dari kehidupan politik dan dari jabatannya sebagai presiden pada tahun 1999, Mandela masih sangat dihormati karena sikapnya. Dan dalam satu dekade sejak pengunduran dirinya ia belum ingin aktif secara politik. (ian/jpnn)