JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ternyata sudah banyak warga negara Indonesia yang bergabung dnegan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mereka terjerat iming-iming ISIS hingga memutuskan bergabung dengan organisasi radikal itu, termasuk warga negara Indonesia (WNI). Jika kepolisian mencatat, ada 384 WNI yang menjadi anggota ISIS, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan bisa mencapai lebih dari 800 orang terjebak iming-iming ISIS.
Kepala Saud Usman Nasution, menyebutkan istilah jebakan dimaksudkan untuk berbagai iming-iming yang ditawarkan ISIS untuk mereka. Mulai dari pekerjaan dengan gaji besar hingga iming-iming jihad, yang bisa mengantarkan ke surga. Padahal, jihad yang disuguhkan justru bertentangan dengan ajaran Islam.
Dia melanjutkan, dari jumlah tersebut, 169 orang telah dipulangkan ke Indonesia melalui Turki. Lalu, 53 orang WNI tertembak di markas ISIS dan 4 orang sudah melakukan aksi bom bunuh diri. BNPT sendiri kesulitan untuk mengakses identitas seluruh WNI tersebut.
"Mereka yang dipulangkan ini, ada yang tertangkap sebelum sampai. Ada juga yang sudah sampai lalu ingin pulang karena ternyata yang dijanjikan tidak sesuai. Tidak ada pekerjaan," ungkapnya dalam acara evolving multilateral coalition against ISIS di Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Menurut Saud, kepulangan mereka juga harus tetap diwaspadai. Terutama, mereka yang telah berhasil masuk ke Suriah.
Di sisi lain, sejumlah militan dari luar negeri sudah mulai bergerilya ke tanah air. Sembilan di antaranya terdeteksi merupakan etnis Uyghur. Dari jumlah tersebut, empat tertangkap di Sulawesi Tengah dan lima lainnya bergabung dengan kelompok Santoso. "Banyak dari militan ini mengakunya sebagai pencari suaka. Tentu kita tidak bisa menolak karena ada undang-undangnya," tutur dia.
Meski begitu, pihaknya telah menandai sejumlah lokasi yang dijadikan base camp oleh para pencari suaka ini. Salah satunya daerah puncak, Bogor. Diakuinya, pengawasan pada golongan ini maupun WNI yang baru pulang dari Suriah tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Saud meminta, masyarakat untuk berperan serta. Sebab, pengawasan ini memiliki peran penting bagi seluruh rakyat.
"Bila ada yang mencurigakan, seperti mereka yang lebih suka eksklusif, mengakfirkan orang lain, merasa paling benar perlu dicurigai. Bisa lapor aparat sekitar,” ungkapnya.
Ciri-ciri tersebut merupakan hal yang kerap disampaikan oleh tetangga terduga teroris yang berhasil dibongkar. Salah satunya, aksi bom di alam sutra baru-baru ini. Dari aksi tersebut sendiri, diketahui pula jenis bom yang digunakan sama dengan bom yang meledak dalam tragedi Paris.(mia)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga