TOKYO (RIAUPOS.CO) - Para menteri luar negeri G7 akan mengeluarkan pernyataan bersama mengenai perang Israel-Hamas. Pada perkumpulan tersebut juga diperkirakan akan menyerukan soal jeda untuk pertempuran dan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah yang terkepung di jalur Gaza.
Pernyataan tersebut merupakan pernyataan bersama dari kelompok negara kaya mengenai krisis yang terjadi. Pertemuan tersebut juga kemungkinan akan menegaskan kembali dukungan G7 terhadap Ukraina dalam perangnya dengan Rusia. Melihat perlunya keterlibatan dengan Cina atas keprihatinan bersama dan mengutuk uji coba rudal dan transfer senjata Korea Utara ke Rusia. ‘’Kami berharap dapat menyajikan posisi G7 yang bersatu mengenai situasi di Timur Tengah dalam Pernyataan Menteri Luar Negeri G7, yang kami pahami saat ini sedang dikoordinasikan,’’ kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno, dikutip melalui Reuters, Rabu (8/11).
Sebuah pernyataan dari tuan rumah Jepang, Selasa (7/11), persoalan jeda kemanusiaan dalam konflik tersebut diangkat pada jamuan makan malam yang dihadiri oleh para menteri dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa.Pemberitahuan yang diumumkan pada hari Rabu diperkirakan akan mencakup seruan untuk menghentikan sementara pertempuran agar bantuan dapat masuk ke wilayah yang terkepung, demikian yang dilaporkan beberapa media Jepang.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel akan mempertimbangkan jeda sementara. Namun, bersama sekutu dekatnya Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya, menolak seruan gencatan senjata.
G7 tampaknya kesulitan menyetujui keputusan tegas dan bersatu dalam perang Israel di Gaza, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai relevansinya sebagai kekuatan untuk mengatasi krisis besar.
Satu-satunya pernyataan G7 lainnya muncul setelah pertemuan para menteri keuangannya pada 12 Oktober, namun hanya berisi beberapa kalimat singkat.
Perpecahan G7 terlihat jelas di PBB, dengan Perancis memberikan suara mendukung resolusi menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dalam konflik 26 Oktober, sedangkan AS menentangnya dan anggota kelompok lainnya tidak memberikan suara.(jpg)
