HUBUNGAN CINA-AS

Cina Ingin Donald Trump Kalah dalam Pemilu

Internasional | Minggu, 09 Agustus 2020 - 19:01 WIB

Cina Ingin Donald Trump Kalah dalam Pemilu

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Amerika Serikat akan menggelar Pemilu pada 3 November nanti. Calon incumbent, Presiden Donald Trump kini sedang tegang menghadapi China di tengah masa kampanyenya. Seorang pejabat tinggi kontra-intelijen AS baru-baru ini menuding Cina berharap Trump kalah dalam Pemilu.

“Cina sedang memperluas upayanya untuk memengaruhi pemilihan presiden November dengan cara yang akan menyebabkan kekalahan Presiden Donald Trump,” kata Direktur Pusat Kontra-intelijen dan Keamanan Nasional, Bill Evanina, seperti dilansir dari South China Morning Post, Ahad (9/8).


Bill Evanina menilai, Cina memandang Trump sebagai sosok yang tidak dapat diprediksi. “AS sekarang menilai bahwa Cina ingin Presiden Trump tidak memenangkan pemilihan ulang,” kata Bill dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (7/8).

Bill Evanina menyuarakan keprihatinan tentang campur tangan asing dalam pemilu 2020 terutama dari Cina, serta dari Rusia dan Iran. Rusia, kata dia, sedang berupaya merendahkan calon Demokrat, Joe Biden, dan pembentukan anti-Rusia. Dan Iran berusaha untuk merusak institusi demokrasi.

“Banyak aktor asing memiliki preferensi untuk siapa yang memenangkan pemilu,” katanya.

Ketika ditanya tentang pernyataan Bill, Presiden Trump menanggapinya dengan sinis. Trump membenarkan pernyataan itu dan menyebut nama rivalnya, Joe Biden.

“Cina akan senang jika Donald Trump kalah dari Joe Biden,” ujarnya.

“Jika Joe Biden menjadi presiden, Cina akan menguasai negara kami,” tukas Trump.

Hubungan bilateral antara kedua negara, telah memburuk sejak dimulainya penyebaran Covid-19 di AS. Bahkan Trump menyerukan tindakan agresif yang menambah ketegangan. Yaitu melarang transaksi AS dengan aplikasi China populer Tencent’s WeChat. TikTok ByteDance memiliki waktu 45 hari untuk menjual asetnya di AS kepada pemilik Amerika sebelum dilarang.

Sementara itu baru-baru ini, Cina padahal sudah melontarkan kata-kata yang menenangkan. Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menegaskan Cina bersedia untuk memulai kembali pembicaraan dengan Amerika Serikat pada tingkat apa pun tentang masalah apa pun. Sebab selama ini kedua negara itu terjebak dalam retorika yang semakin memanas dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam wawancara dengan kantor berita negara Xinhua pada hari Rabu, (5/8), Wang juga mengatakan bahwa Cina akan bertindak dengan tenang dan rasional. Dia sadar bahwa sebagai negara dan anggota organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa keduanya harus memelihara perdamaian dunia.

“Kami bersedia untuk memulai komunikasi yang jujur ​​dan efektif dengan AS dengan kepala dingin dan menanggapi dengan tenang dan rasional terhadap impulsif dan kegelisahan AS,” kata Wang.

“Kami dapat memulai kembali saluran komunikasi dengan AS di semua hal dan di semua bidang kapan saja, dan masalah apa pun dapat diselesaikan,” katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook